Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEJUMLAH pakar gunung api Indonesia dan Prancis berencana melakukan penelitian Gunung Rinjani Purba atau dikenal dengan Gunung Samalas pada tahun 1257 Masehi, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah peristiwa vulkanologi dunia.
"Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah tentang NTB khususnya Lombok dalam mewarnai peristiwa geologi dan vulkanologi dunia, termasuk menjadi daya tarik wisata," kata Pakar Geologi Nasional Heryadi Rachmat seperti dikutip kantor berita Antara, Kamis (3/3).
Ia menjelaskan sejumlah pakar gunung ikut serta terlibat dalam penelitian tersebut. Mereka diantaranya berasal dari Badan Arkeologi Nasional, Tim Geologi Kementerian ESDM, Universitas Gajah Madha (UGM), dan Universitas Mataram (Unram).
Selain itu, peneliti gunung berapi asal Prancis Frank Lavigne dari Universitas Paris, Pantheon Sorbone juga akan terlibat. Frank, kata Heryadi, sebelumnya pernah mengungkap tentang sejarah letusan Gunung Rinjani.
"Penelitian ini dimulai dari rekonstruksi sebelum dan sesudah meletusnya Gunung Rinjani Purba atau dikenal dengan Gunung Samalas yang meletus pada tahun 1257 Masehi," kata Heryadi
Menurut Heryadi, Frank telah meneliti sebaran sulfur letusan Gunung Samalas atau kini Gunung Rinjani. Diketahui letusan gunung Rinjani ini melebihi dahsyatnya letusan Gunung Tambora. Bahkan, iklim global terpengaruh kala itu akibat letusan yang terjadi pada tahun 1257 Masehi tersebut.
Tiga gunung Api di Indonesia, kata Heryadi, masuk dalam catatan dunia, karena letusanya yang maha dahsyat. Dua di antaranya berada di NTB yakni Gunung Rinjani di Pulau Lombok dan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa. Sementara, satu Gunung Api lain yaitu Gunung Krakatau di Selat Sunda.
"Bila banyak hal terungkap dalam penelitian ini, tentu akan jadi aset sejarah vulkanologi dan geologi yang tak ternilai harganya," ucapnya.
Ia mengatakan, penelitian dan mengumpulkan bukti-bukti tentang letusan Gunung Rinjani masih membutuhkan waktu cukup lama. Sebab, catatan sejarah tentang gunung tersebut masih sedikit.
"Inilah yang kita akan coba gali, sehingga diperoleh secara jelas tentang sejarah Samalas. Karena berdasarkan Babat (Tulisan Lontar) Lombok terjadi letusan dahsyat yang pernah terjadi di Lombok," ungkapnya.
Penelitian ini pun mendapat dukungan penuh Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi. Penelitian ini diyakini dapat bagi pembangunan dan masyarakat NTB kini dan masa mendatang.
"Kalau orang Lombok atau NTB paham hal besar tentang daerahnya, hal ini akan menciptakan apresiasi yang lebih baik tentang daerah. Dengan kata lain penelitian ini dapat memperkuat karakter masyarakat NTB," tutur Gubernur.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved