Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Banyak Siswa Hilang Kesempatan Ikut SNMPTN

Puput Mutiara
02/3/2016 15:06
Banyak Siswa Hilang Kesempatan Ikut SNMPTN
(ANTARA/Jessica Helena Wuysang)

SELEKSI nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2016 sudah memasuki tahap pendaftaran. Artinya, siswa yang sudah masuk dalam daftar pemeringkatan diperkenankan memilih PTN dan jurusan yang diinginkan.

Namun sayangnya, banyak siswa yang terpaksa kehilangan kesempatan untuk mengikuti jalur SNMPTN lantaran sekolahnya tidak mengisi data di pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS).

"Pengisian dan verifikasi PDSS itu sudah menjadi bagian dari proses SNMPTN. Kalau sekolahnya tidak daftar, siswanya cuma punya opsi SBMPTN atau ujian mandiri," kata Ketua Panitia SNMPTN 2016 Rochmat Wahab saat jumpa pers Pendaftaran SNMPTN di Jakarta, Rabu (2/3).

Ia mengungkapkan, ada sebanyak 5.810 sekolah yang tidak mengisi PDSS. Meski belum diketahui secara pasti alasannya, namun Rochmat mengaku sangat menyangkan hal tersebut karena berimbas bagi calon mahasiswa.

Di Jawa Barat misalnya, hampir 1/3 dari jumlah sekolah yang ada atau sebanyak 1.006 sekolah tidak mengisi PDSS. Padahal persentase kelayakan siswa untuk bisa ikut SNMPTN mencapai 74,89%.

Hal serupa juga terjadi di beberapa daerah lain di Tanah Air. Sekitar 25% atau sebanyak 854 sekolah di Jawa Timur tidak mendaftar hingga batas akhir pengisian dan verifikasi PDSS, Februari lalu.

"Pemerintah daerah mestinya ikut mendorong agar sekolah itu mau mendaftar di PDSS, sehingga siswanya bisa ikut SNMPTN," ucap dia.

Rektor Universitas Yogyakarta itu menuturkan, hingga saat ini belum ada kebijakan yang secara langsung memberikan sanksi bagi sekolah yang tidak mendaftar di PDSS.

Hanya saja, jika siswa yang sudah diterima atau lolos SNMPTN tidak melakukan daftar ulang maka sekolah asalnya bakal menerima sanksi pengurangan jumlah siswa yang ikut SNMPTN di tahun berikutnya.

"Itu kan sama saja menghilangkan kesempatan orang lain yang sebetulnya mau tapi (peringkatnya) lebih bawah. Kita black list dalam artian yang positif, jadi dialihkan untuk sekolah lain," tukas dia.

Jeli pilih prodi

Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Intan Ahmad mengingatkan agar calon mahasiswa jeli dalam menentukan program studi (prodi) yang hendak diambil.

"Pilih prodi yang sesuai kemampuan. Kalau memilih prodi yang kompetitif di urutan satu, pilihan berikutnya pilih prodi serumpun yang sekiranya bisa masuk," ungkapnya.

Dengan begitu, kata Intan, nantinya calon mahasiswa tidak saja memiliki peluang lebih besar untuk diterima di PTN. Melainkan berkesempatan mendapatkan beasiswa bidikmisi dari pemerintah.

Tahun ini, Kemenristek Dikti telah mengalokasikan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk beasiswa bidikmisi sebesar Rp2,96 triliun. Jumlah itu diperuntukkan bagi 232 ribu mahasiswa yang sedang berjalan ditambah 60 ribu mahasiswa baru.

"Ada banyak cara untuk bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya, kalau belum punya kesempatan ikut SNMPTN bisa lewat jalur lain. Jangan putus asa," pungkas Intan.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik