Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MASA-masa work from home sejatinya memberikan bonus waktu kebersamaan orangtua dengan anak-anak mereka. Namun dengan bertambahnya peran orangtua, yakni sebagai pekerja, guru, sekaligus pengasuh anak, juga rentan menyebabkan konflik yang membuat suasana kurang nyaman dan hasil belajar anak tidak maksimal. Bagaimanya menyiasatinya?
Psikolog Saskhya Aulia Prima menyarankan agar orangtua menerapkan metode mind mapping. Yakni, salah satu cara mengelola informasi dan mengatur strategi melalui pemetaan pikiran sehingga membantu mengorganisir informasi, memudahkan daya tangkap dan daya ingat otak dalam memroses informasi, serta meningkatkan engagement seseorang dalam proses belajar.
Baca juga: Pekerja Dukung Kebijakan WFH untuk Cegah Penyebaran Covid-19
“Sebelum diterapkan pada anak, orangtua perlu melatih mind mapping pada diri sendiri,” ujar Saskhya pada diskusi daring yang digelar Cerebrofort, multivitamin produksi Kalbe Consumer Health, Selasa (28/4).
Contoh konsep mind mapping bagi orangtua antara lain, membuat struktur jelas dengan semua pihak di rumah mulai dari jadwal hingga lokasi belajar atau bekerja. Selain itu kerja sama pembagian tugas dengan pasangan atau pengasuh anak, mengatur ekspektasi, dan salah satu hal terpenting adalah self-care atau me-time sebagai apresiasi untuk diri sendiri dan mengembalikan semangat.
“Dengan mind mapping, orangtua memiliki gambaran yang jelas tentang situasi di hari itu, potensi masalah yang terjadi, dan siap membentuk alternatif solusi agar semua tetap kondusif terutama dalam hal interaksi bersama anak,” terang psikolog yag juga Co Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi itu.
Setelah ibu dapat mengaplikasikan mind mapping dengan baik, lanjut Saskhya, mereka dapat menyusun strategi dengan sistematis agar fokus mendampingi anak agar bertumbuh kembang secara optimal hingga bisa menjadi anak yang visioner.
“Lima karakter anak visioner ialah memiliki goal setting, daya juang tinggi, optimistis, banyak akal, dan ingin berkontribusi bagi orang lain.”
Director Kalbe Consumer Health, Feni Herawati, menambahkan, untuk membantu para orangtua menerapkan metode mind mapping, Cerebrofort membuat panduan praktis #MindMappingAnakMasaDepan.
“Sosialisasi panduan ini kami lakukan antara lain melalui kuliah online yang dapat diakses melalui akun resmi Instagram @Cerebrofort.ID. Kami berharap kampanye #AnakMasaDepan dengan panduan #MindMappingAnakMasaDepan ini dapat menginspirasi ibu dalam proses mendampingi anak di masa krusial mereka,” tutup Feni Herawati. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved