Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Masyarakat Garda Terdepan

Ferdian Ananda Majni
13/4/2020 06:20
Masyarakat Garda Terdepan
Wakil Ketua Umum IDI M Adib Khumaidi.(METRO TV)

IKATAN Dokter Indonesia (IDI) berharap masyarakat menjadi garda terdepan dalam mencegah penularan virus korona (covid-19). Masyarkat diminta disiplin membatasi ruang gerak.

“Saat ini garda terdepan itu ialah masyarakat. Dokter dan tim medis di sini benteng terakhir. Saat ini kita (pada proses) memutuskan mata rantai covid-19 dengan membuat pergerakan ini berhenti dulu,” kata Wakil Ketua Umum IDI M Adib Khumaidi dalam diskusi Cross Check by Medcom.id bertema PSBB, Jurus tanggung Istana hadapi korona? yang disiarkan melalui live streaming, kemarin.

Adib menerangkan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, tersebut sejatinya tidak bergerak. Virus bergerak ketika manusia ikut bergerak. Dengan demikian, pergerakan yang luas mempercepat penyebaran.

Langkah pemerintah menerapkan social distancing, physical distancing, dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak akan berjalan mulus bila masyarakat tidak membatasi ruang gerak.

Adib menilai kurangnya sosialisasi juga membuat kebingungan di masyarakat mengenai semua pembatasan ruang gerak. “Masyarakat tidak paham semuanya, kenapa saya harus social distancing, apa sih social distancing, apa sih maksudnya jaga jarak, apa sih kenapa selalu disuruh di rumah?” papar Adib.

Dia menuturkan pembatasan gerak bisa maksimal bila memanfaatkan otoritas tingkat bawah atau yang dekat dengan masyarakat, seperti kelurahan, RT dan RW. Adib meyakini dengan memanfaatkan sumber daya tersebut, terbentuk perlindungan secara mandiri di suatu wilayah dari covid-19.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana kemarin  meluncurkan aplikasi pemantau bencana inaRISK untuk penilaian mandiri pandemi covid-19. Masyarakat diminta mengisi data untuk membantu pencegahan dan penanganan virus korona.

“Masyarakat melakukan penilaian secara mandiri dengan jujur untuk mendapat rekomendasi yang tepat,” ujar Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan di Gedung BNPB, kemarin.

Ada tiga jenis penilaian dengan masing-masing 21 pertanyaan. Pertama, penilaian pribadi atau personal terkait kebiasaan pribadi. Kedua terkait keluarga seperti pertanyaan tentang lingkungan rumah. Ketiga, penilaian mandiri desa yang didominasi pertanyaan kesiapsiagaan desa dan isu mudik.

Harga APD

Keberadaan alat pelindung diri (APD) yang biasa dipakai oleh dokter dan tenaga medis dalam menghadapi dan mengobati pasien covid-19 kemarin dibahas antara Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Mo­nardo.

Salah satu hasil pembahasan yakni pemerintah akan menetapkan harga eceran tertinggi APD. Ketua Umum Pengurus Pusat PDUI Abraham Andi Padlan Patarai melalui siaran langsung di akun Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kemarin menuturkan, usulan dari PDUI sudah disetujui Doni Monardo.

“Hal yang penting tadi kami sepakati ialah nanti akan ada harga eceran tertinggi untuk APD khususnya untuk masker,” ungkap Abraham. Ia mendes­kripsikan keberadaan masker seperti ‘tiada tetapi ada.’

Pertemuan antara PDUI dan Gugus Tugas merupakan tindak lanjut dari surat yang dilayangkan PDUI kepada Presiden Jokowi terkait kelangkaan APD dan harganya melonjak.(Ifa/Medcom.id/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya