Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Penting, Ajari Anak Respek pada Orang Lain

Atikah Ishmah Winahyu
11/3/2020 18:29
Penting, Ajari Anak Respek pada Orang Lain
Ilustrasi -- pelecehan seksual(Medcom.id)

KEKERASAN seksual masih marak terjadi di sekolah. Baru-baru ini seorang siswi SMK di Bolaang Mongodow, Sulawesi Utara mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh teman-temannya sendiri.

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati menilai kejadian ini tergolong parah dan sangat melecehkan korban. Dia menjelaskan, pendidikan karakter menjadi tanggung jawab orang tua dan sekolah untuk mengajarkan anak-anak agar memiliki rasa empati pada orang lain.

Baca juga: Asosiasi: Wabah Korona Tingkatkan Kesadaran Berasuransi

“Anak menjadi seperti itu tentu tidak tiba-tiba. Ada prosesnya, baik unsur pendidikan di rumah dan ada unsur pendidikan di sekolah,” kata Rita saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (11/3).

Rita menuturkan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak melakukan tindak kekerasan, antara lain kurang perhatian dan terlalu dituntut orang tua, tidak diajari tentang batasan-batasan dalam bersikap, dan kurangnya pengawasan di sekolah.

“(Perilaku) itu kan maksudnya bercanda, padahal itu menyakiti orang. Batas nilai tentang menyakiti orang dengan bercanda itu kan ada batasannya. Kalau di rumah dan di sekolah sering diingatkan, tidak boleh lho itu menyakiti orang orang lain, itu pelecehan, harusnya kan sudah tahu. SMK kan sudah besar, harusnya sudah pada titik itu,” terangnya.

Menurut Rita, sekolah perlu menyelipkan praktek atau contoh nyata bagaimana bersikap yang baik dalam kegiatan belajar mengajar. Dia berharap, pendidikan tidak hanya berhenti pada materi di buku tetapi juga ada transfer pengetahuan yang dicontohkan dalam kegiatan sehari-hari.

“Bilang stop bullying itu gampang lho, tapi pada prakteknya anak-anak harus punya contoh yang real, harus diterjemahkan dalam bahasa mereka. bullying itu mulai dari verbal, ngomongin teman, mengejek teman, sampai kemudian misalnya cyberbullying, kita kalau ngomong harus lihat kondisi orang. Itu bagian dari hal yang penting sampai kemudian mengajarkan itu sebagai respect pada orang lain,” ujarnya.

Baca juga: Berantas Korona, Pemerintah Diminta Kerja Sama dengan Korsel

Selain itu, Rita berpendapat, orang tua dan sekolah perlu menumbuhkan rasa empati terhadap sesama pada diri anak dengan sering melakukan kegiatan sosial.

“Contoh praktek, mungkin perlu banyak proyek sosial ke panti, ke desa, ke rumah orang yang membutuhkan, biar punya rasa empati,” tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya