Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Mereka yang Berhati Mulia

Suryani Wandari Putri
08/3/2020 07:00
Mereka yang Berhati Mulia
Pengumuman stok masker kosong terpasang di Apotek Pemerintah Daerah (Pemda) Kudus, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

SATU per satu pemasok barang memasuki Toko Erwin dan menaruhnya di rak. Sementara itu, di meja kasir tampak Susanna Indriyani, 57, pemilik toko dengan tenang melayani beberapa orang menunggu giliran membayar.

Kemarin sore, tokonya memang terbilang sepi, tak lebih dari 20 orang yang berbelanja. Kondisi ini berbanding terbalik dengan ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga di Indonesia positif terjangkit virus korona jenis baru atau covid-19, Senin (2/3). “Dua jam setelah Pak Jokowi mengumumkan itu, banyak orang panik dan langsung datang ke toko saya. Mereka ingin borong dagangan saya, sementara saya tidak tahu berita ini,” kata Susanna yang ditemui di tokonya di Teluk Gong, Penjaring¬an, Jakarta Utara.

Susanna mengaku kaget dengan perilaku masyarakat yang tiba-tiba i¬ngin memborong sembako. “Mungkin ini orang takut. Pertama, enggak ada barang, kedua barangnya naik tinggi, ketiga stok enggak ada.’’

Jika hanya berpikir keuntungan, Susanna jelas senang dengan situasi itu. Jika tak memikirkan orang lain, itulah kesempatan terbaik untuk mengeruk cuan sebanyak-ba¬nyaknya dengan menaikkan harga dagangan. Namun, dia tak melakukannya. Justru sebaliknya, dia menegur dan menasihati pembelinya untuk membeli sesuai kebutuhan.

Dia juga membatasi pembelian maksimal dua item setiap barang, seperti beras yang hanya boleh dibeli dua karung, per karung 10 kg. Ibu tiga anak itu menolak dagangannya diborong lantaran tak mau warung-warung kecil langganannya kesusahan. “Saya lebih pikirin warung kecil pinggir jalan yang jual mi, minuman, nasi uduk. Jadi, saya harus bagi rata, biar semua dapat barangnya,” ungkapnya.

Susanna berharap wabah korona segera teratasi sehingga tak ada lagi panic buying. “Setiap orang datang, saya selalu bilang panjatkan doa sesuai agama masing-masing.’’

Tatkala banyak orang hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli orang lain dalam situasi seperti sekarang, Susanna tetap mengedepankan nilai kemuliaan. Banyak yang kagum atas prinsipnya itu, termasuk Cai Li Ing, 69. ‘’Waktu itu semuanya mau untung, dong, tapi dia tenang saja, dia malah meng¬utamakan warung kecil,’’ tuturnya.

Ada pula Melanie Subono yang berhati mulia di tengah kekalutan akibat ekspansi korona. Ketika sebagian orang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dengan menimbun masker atau hand sanitizer kemudian menjualnya kembali dengan harga berkali-kali lipat, publik figur itu malah membagikannya secara cuma-cuma.

Melanie memang punya persediaan mas¬ker untuk aksi-aksi kemanusiaan yang sering dilakukan seperti membantu korban kebakaran hutan, gunung meletus, dan banjir. Dia pun merasa tidak adil jika terus menyimpannya, sementara banyak yang butuh masker di tengah kelangkaan di pasaran.

Sementara itu,  hand sanitizer didapatnya dari kerja sama dengan salah satu produsen antiseptik. Melanie sengaja meminta sebagian haknya dalam bentuk produk untuk membantu korban bencana.

Dalam bagi-bagi masker dan hand sanitizer melalui akun Instagram-nya, Melanie memberikan sejumlah syarat. “Saya mendahulukan orang-orang yang bersinggungan dengan korona, yang sudah sepuh atau balita, atau orang dengan penyakit tertentu seperti paru, asma, atau mungkin ibu hamil atau yang tinggal di area bencana.’’

 

Sedih dan jengkel

Di Salatiga, Jawa Tengah, Kristiaji Tjandra juga membagikan masker secara gratis. Aksi mulia itu didorong oleh kesedihan karena merebaknya virus korona dan kejengkelan karena ulah orang-orang yang menjadikan kesempitan sebagai kesempatan.

Hatinya pun tergerak. Ribuan stok masker yang selama ini digunakan untuk kepentingan karyawan dikeluarkan dari gudang, lalu dibagikan. Apalagi, beberapa waktu lalu warga juga butuh masker untuk melindungi diri dari abu erupsi Merapi.

MI/Akhmad Safuan

Kristiaji Tjandra (kanan) membagikan masker kepada warga Salatiga, JawaTengah.

 

‘’Selama tiga hari saya bagikan gratis 5.000 masker kepada warga Salatiga. Itu merupakan gerakan rasa kemanusiaan dan tidak seberapa jika dibandingkan dengan kondisi warga sekitar kita saat ini. Saya sebenarnya masih ingin berbagi, tetapi stok sudah habis dan sulit mencari masker lagi,’’ ujar Kristiaji.

Susanna, Melanie, dan Kristiaji ialah orang-orang mulia di tengah krisis kemanusiaan ketika Indonesia diserang virus korona. Aksi mereka sungguh terpuji. (Aiw/AS/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya