Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Cara Ini Bisa Cegah Virus Korona

Atikah Ishmah Winahyu
26/1/2020 19:19
Cara Ini Bisa Cegah Virus Korona
Sejumlah penumpang berjalan di area pemindaian suhu tubuh di Terminal Kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali(Antara)

DOKTER spesialis paru RSUP Persahabatan Jakarta Fathiyah Isbaniah mengatakan, virus Korona yang tengah merebak di Tiongkok dapat menimbulkan penyakit ringan sampai berat. Namun, tingkat keganasannya tergolong rendah. Dari total pasien yang terjangkit virus ini kurang dari 5% yang meninggal dunia.

Fathiyah menduga, virus korona yang menyebabkan korban jiwa kemungkinan akibat terjadinya mutasi gen. Itu yang membuat virus tersebut menjadi ganas. Selain itu, rata-rata korban meninggal sudah berusia lanjut dan memiliki penyakit lain.

"Yang kita lihat selama ini pasien yang meninggal kan usianya agak lanjut dan ada penyakit penyertanya seperti stroke. Pokoknya semuanya masih observasi, kenapa sih bisa jadi berat, karena ini masih berkembang terus," kata Fathiyah saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (26/1).

Fathiyah menghimbau masyarakat untuk tidak mendekati lokasi sumber penyebaran virus. Selain itu, masyarakat perlu menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Cuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan hand sanitizer atau air mengalir dan sabun. Khususnya, setelah menyentuh benda-benda di tempat umum seperti pegangan tangga, tombol lift, dan lainnya.

Sedangkan jika ada warga yang baru saja bepergian dari sumber terjangkitnya virus dan mengalami gejala influenza disertai sesak nafas, maka dianjurkan segera ke rumah sakit agar dapat langsung ditangani dokter.

“(Jika merasakan gejala) segera ke rumah sakit, melaporkan diri supaya segera ditangani dan langsung dilakukan isolasi dan tata laksana,” ujarnya.

Di rumah sakit, pasien yang diduga terjangkit virus korona biasanya akan ditangani sesuai dengan gejala yang dirasakan, sebab sampai saat ini belum ditemukan obat untuk penyakit ini.

“Misalnya demam, maka pasien akan diberi obat penurun demam. Kalau kekurangan cairan, dikasih cairan supaya nggak kekurangan,” terangnya. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik