Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
IBU rumah tangga menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan terinfeksi HIV/AIDS. Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan per Juni 2019, penderita yang terinfeksi HIV di Indonesia mencapai 349.882 jiwa. Dari jumlah itu, terhitung ada 16.854 ibu rumah tangga yang terinfeksi, terbanyak kedua setelah tenaga nonprofesional atau karyawan yang mencapai 17.887 jiwa.
Menurut Prof Zubairi Djoerban, dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), yang perlu diatasi untuk menekan laju pertumbuhan kasus baru di Indonesia, antara lain, mempermudah akses ke pengobatan bagi setiap orang yang terinfeksi tanpa memandang kelas, gender, dan faktor risiko.
"Masih banyak perempuan yang belum mendapatkan keadilan dalam layanan kesehatan dan informasi, serta kemampuan untuk menghindari risiko penularan dari pasangan yang positif," jelas Zubairi di Jakarta (1/12).
Ia menambahkan, proporsi kasus HIV di kalangan ibu rumah tangga cukup tinggi akibat tertular dari suami. "Stigma acap kali menghambat OdHA mendapatkan pengobatan yang berkualitas perlu dihilangkan," ucapnya.
Di sisi lain, penularan dari ibu dengan kondisi HIV positif dapat dicegah selama masa kehamilan agar dapat melahirkan anak dengan kondisi sehat. "Ibu positif HIV pasti bisa melahirkan anak yang negatif HIV statusnya, asalkan dia sudah minum obat secara teratur. Obat ARV ini akan menekan jumlah virus sampai rendah sekali sehingga kalau dia hamil anaknya bisa negatif HIV," jelas Ivanna Theresa Setijanto, dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit St Carolus.
Namun, apabila ibu sudah telanjur hamil, tetapi belum mengetahui status kesehatannya, biasanya akan dilakukan tes HIV agar jika ditemukan ibu mengidap HIV, dokter dapat segera mengambil tindakan atas terapi pengobatannya.
Tujuan penggunaan obat ARV selama kehamilan ini juga berlaku untuk proses melahirkan. Ibu dengan HIV positif bisa melahirkan dengan cara normal.
"Ibu dengan kondisi positif HIV masih bisa melahirkan secara normal dengan syarat proses persalinannya berjalan normal tanpa komplikasi," kata dr Ivanna.
Fast track
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anung Sugihantono, mengatakan Hari HIV/AIDS Sedunia 2019 akan mengedepankan peran daerah dalam pencegahan dan penanggulangannya. Tema global Hari AIDS Sedunia 2019 ialah Communities make the difference, sedangkan tema nasional yaitu Bersama masyarakat meraih sukses.
Upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS bertujuan untuk mewujudkan target three zero pada 2030, antara lain tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS (OdHA).
"Diharapkan peringatan Hari AIDS akan mendorong komitmen berbagai sektor untuk mencapai three zero," jelas Anung di Bandung, Sabtu, (30/11). (Aiw/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved