Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendukung kreasi film anak muda Indonesia agar mampu menciptakan karya yang bermutu dan bermuatan budaya lokal tanah air. "Film pendek karya anak muda kita ini dapat menjadi salah satu pembangkit dan pengungkit minat positif sekaligus menggali potensi mereka berkiprah pada bidangnya," kata Direktur Pemasaran Dalam Negeri Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ,Eka Fuadi, pada diskusi industri film dalam kegiatan Kompetisi Film Pendek (KFP) 2016 di kampus Universitas Bunda Mulia (UBM) ,Jakarta, Kamis (28/1).
Acara yang dipandu Direktur Pemasaran UBM, Danny Johanes itu,juga menghadirkan Abri Eko Noerjanto dari bidang Pengkajian Pemberdayaan Pemuda Kemenpora dan dosen sinematografi Institut Kesenian Jakarta (IKJ),German Mintapradja. Menurut Eka Fuadi dari data yang dihimpun Bekraf menunjukkan banyaknya anak muda Indonesia yang kreatif dalam karya film animasi.
"Data yang kami kumpulkan sejatinya potensi anak muda kita amat bagus dalam karya film animasi.Ini harus kita arahkan. Dalam KFP di UBM ini kita harapkan lahir karya film yang baik dengan menampilkan budaya lokal. kita yang kaya," kata Eka. German Mintapradja sependapat bahwa anak muda Indonesia mesti dapat mengubah mindset atau pola pikir untuk mencoba cintai karya dan budaya lokal Indonesia yang kaya.
"Budaya lokal kita yang kaya sejatin a menjadi peluang anak muda kita membuat karya film yang baik.Hemat saya di era Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA, ini kita harus melangkah bersama dengan mencintai budaya kita," ujarnya. Jadi,lanjut German,anak muda Indonesia jangan selalu terlena dengan produk asing namun mencoba mengakrabi budaya lokal.
Ia mencontohkan film lokal seperti Malin Kundang dengan mindset baru bisa diubah seorang ibu ketika mengutuk anaknya tidak lagi menjadi batu."Nah ,bagaimana kalau diubah menjadi emas ,"seloroh German yang pernah bekerja di CNN internasional ,AS.
Bagi Abri Eko Noerjanto memudarna kecintaan anak muda terhadap film Indonesia tidak lepas dari pola pendidikan dasar yang kurang menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal dan bahasa daerah. "Anak anak kita dijejali bahasa asing sehingga mereka lebih banyak kenal budaya asing sehingga larut sementara bahasa daerah kita terlupakan.Nah,kondisi ini harus di revolusi mental,"tegas Abri.
Guna mencintai budaya lokal dalam karya film anak muda Indonesia itu,Bekraf bekerjasama dengan UBM dalam KFP 2016 ini menyelenggarakan di 8 kota pada 8 provinsi yakni DKiJakarta, Palembang, Ambon,Semarang,Makassar,Cirebon,Bandung dan Pontianak. Kegiatan KFP ini berlangsung mulai Januari-Oktober 2016. Menurut Danny Johanes pemenang utama KFP 2016 akan diikutsertakan dalam Asean Film Showcase 2016 selain itu pemenang akan mendapat beasiswa kuliah di kampus UBM pada Program Studi Ilmu Komunikasi dan Desain Komunikasi Visual. (Bay/Q2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved