Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SEBANYAK 100 perupa personal dan kolektif meramaikan Pameran Besar Seni Rupa (PBSR) 2019 yang mulai digelar di Big Mall Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (23/9) lalu.
Kegiatan yang dihelat dalam rangka Pekan Seni Nasional 2019 dan Pekan Kebudayaan itu merupakan sepenuhnya hajatan Kemendikbud.
Perayaan seni dari berbagai multidisiplin, baik itu perupa, pematung, desainer, dan arsitek terbaik dari seluruh Indonesia itu menyuguhkan akar budaya lokal masyarakat Banjar di Kalimantan yakni Kayuh Baimbai yang bermakna bekerja bersama-sama atau bergotong royong.
Baca juga: Jadi Sri Asih, Pevita Pearce Latihan Fisik
Konsep pameran ini berangkat dari kehidupan sosial keseharian masyarakat Banjar yang aktivitasnya banyak dilakukan sungai, dan merupakan bagian dari laku spiritual selain mendayung bersama sampan itu.
"Ini juga merujuk pada pidato Ir Sukarno pada 1 Juni 1945 pada sidang BPUPKI mengatakan bahwa intisari dari ideologi negara, ialah Pancasila dan Gotong-Royong," kata kurator pameran Bambang Asrini Wijanarko dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia, Selasa (24/9).
Menurut Bambang, tim kurator yang menyeleksi karya seniman pada kegiatan ini juga melibatkan sejumlah tokoh dan tetua adat Kalimantan, baik secara langsung maupun wawancara. Penyeleksian karya seniman dikategorikan dua kelompok, yakni perupa atau seniman individual dan kolektif.
Seniman Individual ialah perupa yang merupakan perwakilan cara memproduksi artistik-nya sesuai ekspresi seni modern. Yakni, karakternya sealur dengan konsep individualisme, yakni sebuah artikulasi bahasa artistik yang sangat personal dengan metoda berkarya melalui pola-pola dengan tata cara sangat eksklusif dan otonom.
Sementara itu, perupa kolektif ialah seniman yang dipengaruhi sifat dan karakter ekspresi seni kontemporer yang terbuka, mencair (tidak ekslusif dan meredusir sifat sangat personal) dan merespons kultur lokal yang mengglobal.
"Baru kali ini kegiatan tahunan yang dihelat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Kesenian Republik Indonesia ini, sebuah pameran seni rupa di gelar di tengah ruang publik di pusat perbelanjaan di mal terbesar di Kota Samarinda," ujar Direktur Kesenian Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan dalam sambutannya saat membuka pameran.
Baca juga: Tara Basro Sebut FFI Penting
"Diharapkan dengan pameran ini bisa merangsang para perupa Kalimantan untuk terus berkarya dan berbanding lurus dengan para pecinta seni untuk lebih menghargai budaya lokal," imbuh Restu.
Pameran yang dibagi dalam tiga zonasi yakni zona kosmopolitanisme, zona ekspresi seni Islam dan zona peradaban tua Kalimantan itu mampu menyedot perhatian pengunjung mal setelah lantai UG diubah menjadi galeri.
"Venue mal sengaja diubah seperti galeri agar memberi resonansi kepada para pengunjung mal dan masyarakat untuk lebih mencintai karya seni," ujar director artistik sekaligus kurator seni Aidil Usman.
"Di bagian luar pintu masuk mal dipasang karya instalasi seperti lorong yang terbuat dari batangan kayu galam untuk menambah nilai estetika sebelum pengunjung memasuki arena galeri pameran," imbuh Aidil.
Karya-karya yang dipamerkan pada Pameran Besar Seni Rupa 2019 kali ini mempresentasikan seni budaya di Kalimantan (Borneo), sebagai sarana mengembangkan potensi lokal tentang daya apresiasi, produksi artistik dan ekspresi kultural.
Baca juga: Michelle Williams Sindir Kesenjangan Upah
"Kami sangat mengapresiasi kinerja kurator, perupa, dan teman-teman seniman di Kalimantan atas terselenggaranya pameran besar seni rupa tahun ini," ujar Ketua Panitia Penyelenggara yang juga Sub Dirjen Senirupa Kemendikbud Susi Yanti.
Ia juga berharap kegiatan-kegiatan semacam ini bisa diselenggarakan tiap tahun di berbagai kota di Indonesia. Perhelatan seni rupa terbesar yang baru digelar di Kalimantan ini juga mengesplorasi warisan para nenek-moyang berbagai etnik di Kalimantan.
Hajatan seni rupa yang diselenggarakan di Big Mall, Samarinda para 20-26 September 2019 ini juga dikemas dalam bentuk festival, pameran, seminar seni rupa, dan pembuatan mural. (RO/A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved