Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Petani itu Soko Guru Bangsa

MI/Syarif Oebadillah
20/1/2016 11:44
Petani itu Soko Guru Bangsa
(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Petani Indonesia diharapkan bisa lebih mandiri dan solid dalam menyikapi beragam persoalan yang dihadapinya. Budaya gotong royong, berbagi dan sikap saling peduli dinilai menjadi kekuatan utama bagi petani di negeri ini. Inisiator Gerakan Petani Nusantara (GPN), Hermanu Triwidodo, menjelaskan nilai-nilai tersebut merupakan kekuatan bagi petani sekaligus negara ini. Dalam sejarah, kata dia, semangat dan nilai-nilai inilah yang turut membangun dan menjaga keutuhan Indonesia.

"Dengan demikian petani sesungguhnya merupakan salah satu elemen penting, soko guru bangsa yang harusnya turut menjaga nusantara," kata Hermanu dalam sesi diskusi hari pertama pada kegiatan Rembug Tani Nusantara di Ciawi, Bogor, Selasa (19/1). Ketika alam dan kebijakan pertanian sudah tidak lagi sesuai dan mendukung kehidupan petani, Hermanu meminta semua pihak agar lebih menaruh perhatiannya kepada petani. ''Semua peristiwa alam dan kesulitan di negeri ini, barangkali karena kita sudah melupakan kemuliaan petani,'' ujar staf pengajar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Sementara itu, Ketua Pelaksana David Ardhian menjelaskan kegiatan ini hadir sebagai upaya memuliakan petani sekaligus menjadi jalan lurus untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Tak lupa juga, kata dia, kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkuat kelompok petani dengan mendorong terjadinya pertukaran pengetahuan dan teknologi antarpetani.

''Kami berharap kegiatan ini sekaligus juga untuk menghimpun para petani agar menjadi lebih terorganisir. Dengan demikian kerja mewujudkan kedaulatan pangan bisa menjadi lebih mudah dan terorganisir,'' jelas David. David menjelaskan kondisi yang dihadapi petani Indonesia sangat sulit. Persoalan tersebut mulai dari ancaman iklim, degradasi hingga konversi lahan pertanian.

''Dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, kebutuhan beras dengan konsumsi rata-rata 113 kg/kapita/tahun, setiap tahunnya tak kurang dari 28 juta ton. Belum lagi bahan pangan lainnya. Ketika masalah-masalah itu ada maka bagaimana nasib pertanian kita ke depan,'' ujarnya.
Wardiono, petani asal Klaten, mengatakan untuk menjawab persoalan yang dialaminya perlu adanya sinergi dengan semua pihak. Sayangnya, kata dia, selama ini petani Indonesia masih dalam posisi lemah untuk melakukan sinergi tersebut.

''Untuk itulah petani dan pemerintah rasanya harus bisa saling mengisi dan memahami kebutuhan masing-masing,'' katanya menaruh harapan.
Ali, petani dari Jember, turut menimpali kondisi yang kini dihadapinya di desa. Kemiskinan yang mendera petani pada akhirnya telah menempatkan sektor pertanian ini menjadi sektor yang tidak menguntungkan dan tidak menjanjikan.

Ali mengatakan saat ini di pedesaan generasi muda sudah enggan untuk menekuni profesi sebagai petani. ''Mereka lebih memiliki hidup dengan bekerja di kota atau industri yang mungkin lebih menjanjikan. Kalau kondisi ini terus dibiarkan maka sektor pertanian di masa depan akan kehilangan tenaga kerjanya dan itu sangat berbahaya buat negeri ini,'' ujarnya.

Dalam pertemuan di Ciawi ini hadir 200 lebih petani dari seluruh nusantara. Para petani yang hadir dalam acara Gerakan Petani Nusantara (GPN) ini berasal dari Ikatan Pengendali Hama Terpadu (IPPHTI) dan Asosiasi Petani dan Nelayan Nusantara (ASTANNU) serta elemen organisasi tani lainnya. Tema yang diusung dari pertemuan ini adalah Pertanian yang memuliakan petani, jalan lurus mewujudkan nawa cita dan kedaulatan pangan.

Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung hingga 21 Januari. Di antara narasumber yang dipastikan hadir dalam acara ini adalah Gunawan Wiradi, tokoh gerakan agraria, Dr. Suryo Wiyono dan Dr. Widodo, peneliti dari IPB, Dr. Pending Dadih permana, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan perwakilan Komisi IV, DPR RI. Pada acara ini juga akan ditayangkan video kesaksian dari budayawan NU, KH. Mustofa Bisri yang mengangkat tema petani, budaya dan wawasan nusantara.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya