TOKOH komunikasi kemanusiaan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu telah berpulang. Namun, jasa Dr Sutopo Purwo Nugroho akan selalu dikenang.
Untuk mengenang jasa-jasa lelaki asal kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 yang wafat pada 7 Juli 2019 itu, Kepala BNPB Doni Monardo, kemarin, meresmikan ruang serbaguna yang diberi nama Dr Sutopo Purwo Nugroho. Ruangan berada di lantai 15 Graha BNPB, Jakarta.
Peresmian dilakukan secara simbolis dengan menarik tirai oleh Kepala BNPB yang didampingi oleh Retno Utami, istri mendiang beserta keluarga di Graha BNPB, Jakarta. Peresmian ruang serbaguna tersebut diinisiasi BNPB untuk memberikan apresiasi dan penghormatan tertinggi atas jasa dan dedikasi Sutopo terhadap penanggulangan bencana di Tanah Air.
Seusai peresmian, acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada tiga insan yang dinilai memiliki kontribusi untuk negeri dalam lingkup pelestarian lingkungan dan edukasi serta mitigasi bencana.
Penghargaan Pengabdian Insan Kemanusiaan Dharma Widya Argya ialah penghargaan bagi mereka yang menyumbangkan ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan di bidang kebencanaan.
Pak Topo, panggilan akrab Sutopo, dianggap selalu cepat dalam menginformasikan kepada media massa mengenai informasi kebencanaan termasuk upaya menepis berita hoaks terkait bencana melalui media sosial. “Sosok Pak Topo sebagai tokoh komunikasi kemanusiaan patut untuk terus dilanjutkan,” ujar Doni Monardo.
Selain Pak Topo, Mbah Sadiman, 68, pria asal Dusun Dali Desa Geneng, Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah, menerima penghargaan pertama, Reksa Utama Anindha atau ‘Penjaga bumi yang penuh kebijakan’.
Penghargaan khusus insan media Citra Dharma Bhakti atau ‘Insan dengan Pengabdian dalam bidang jurnalistik’ diberikan kepada Ahmad Arif, jurnalis media harian Kompas atas beberapa karyanya yang berhubungan dengan kebencanaan. (Ind/H-1)