Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
UNIVERSITAS Indonesia (UI) membuka pendaftaran bakal calon rektor UI periode 2019-2024, Rabu (10/7).
Ketua Majelis Wali Amanat UI Saleh Husin mengatakan, proses pemilihan rektor terdiri atas penjaringan, penyaringan, penetapan serta pelantikan. Sejalan dengan tahapan tersebut, akan dilakukan klarifikasi, verifikasi, dan seleksi yang akan menghasilkan setidaknya 20 calon rektor terjaring yang akan diumumkan pada 2 September 2019.
Selanjutnya akan dilakukan proses penyaringan oleh Pansus Pilrek pada 2-15 September 2019. Kemudian akan tersaring lagi tujuh calon rektor yang akan diumumkan pada 16 September 2019.
"Tahapan selanjutnya ketujuh calon rektor tersaring akan melakukan presentasi di depan para pakar. Kemudian akan diumumkan tiga besar calon rektor pada 20 September 2019. Tahapan akhir, ketiga calon rektor tersebut akan menjalankan Debat Publik pada 23 September 2019. Hasil akhir yakni penetapan rektor terpilih akan dilaksanakan pada 25 September 2019," ujar Saleh Husin, Rabu (10/7).
Saleh mengajak segenap putra-putri terbaik bangsa yang memenuhi persyaratan untuk mendaftar. Saleh berharap rektor UI terpilih mampu membawa UI melaju menjadi universitas peringkat lima besar di ASEAN dan 200 besar dunia. Saat ini UI duduk di posisi sembilan se-ASEAN dan 269 di dunia.
"Rektor UI nantinya harus memiliki semangat kerja yang luar biasa karena tantangan perguruan tinggi ke depan semakin berat. Membangun UI juga membangun bangsa Indonesia," tutur Saleh Husin.
Salah satu faktor utama yang juga menjadi konsentrasi UI dalam memilih rektor adalah calon rektor harus bebas dari politik identitas, radikalisme dan keterlibatan dalam organisasi terlarang.
Baca juga: Tolak Parkir Berbayar, BEM UI Demo Rektorat
Sekretaris Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) UI Donny Gahral Adian menuturkan, UI memiliki komitmen untuk memilih putra-putri terbaik bangsa yang terbebas dari hal hak tersebut di atas. Untuk itu UI juga melibatkan lembaga negara yang memiliki kompetensi dalam proses pemilihan calon rektor.
"Untuk nasionalisme dan kesetiaan pada NKRI dan Pancasila kami melibatkan BNPT, untuk sisi psikologis nya kami melibatkan Lembaga Psikologi Terapan UI, untuk keuangan kami libatkan PPATK, dan untuk kesehatan kami libatkan rumah sakit yang telah ditunjuk," papar Donny.
Ditegaskan Donny, UI sangat memperhatikan soal politik identitas, anggota ormas terlarang yang ikut mendaftar agar jangan sampai ikut terseleksi.
"Jelas universitas sebesar UI kami tidak mungkin memilih orang yang tidak setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD 1945," tegas Donny.
Pemilihan rektor kali ini UI juga melakukan proses jemput bola/ head hunting mendatangi calon-calon yang dinilai potensial, kapabel, dan merupakan kategori high profile. Nantinya mereka tetap harus mengikuti proses seleksi.
Pihak P3CR hanya mengundang untuk mendaftar. P3CR ingin seleksi diikuti orang-orang yang semangat membangun UI.
"Tidak ada perlakuan khusus semua sama dan ikuti aturan yang berlaku," kata Donny.
Sejauh ini, lanjut Donny, ada tujuh orang yang akan mendaftar. Semuanya merupakan akademisi yang merupakan sosok high profile yakni dikenal luas di masyarakat, memiliki pengaruh di pemerintahan.
"Luar biasa animo peminat pemilihan rektor ini. Kami prediksi akan lebih banyak yang mendaftar pada kali ini. Mungkin bisa mencapai ratusan orang," imbuh Donny. (A-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved