Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENTERI Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir, didampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia HE Ishii Masafumi, Rektor UI Prof Muhammad Anis, Direktur RSUI Dr. dr. Julianto Witjaksono, Sp.OG (K)., MGO dan Chief representatives JICA Indonesia Mr. Yamanaka Sinichi meresmikan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) yang berlokasi di dalam kompleks Kampus UI, Depok, pada Rabu (13/2).
Sebelumnya, RSUI telah beroperasi terbatas bagi sivitas akademika UI dan para staff di lingkungan UI sejak 22 November 2018.
Menristek mengatakan RSUI merupakan RS Perguruan Tinggi Negeri pertama di Indonesia yang mempunyai konsep dan rancang bangun sebagai fasilitas pelayanan kesehatan satu atap (One Stop Health Services), mulai dari pelayanan primer, sekunder hingga pelayanan unggulan.
RS itu dibangun di atas lahan seluas 106.100 m2 dengan luas bangunan 82.074 m2 (14 lantai) dan berkapasitas 300 tempat tidur (tahap pertama) yang berada di kompleks area Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan UI kampus Depok. Gedung RS juga akan dilengkapi infrastruktur teknologi yang mendukung mahasiswa memantau tindakan medis secara live di ruang kelas (atas izin pasien).
Rektor UI Muhammad Anis mengatakan bangunan utama RS berdiri di atas bantalan antigempa yang berada di dasar konstruksi yang bertujuan untuk menahan guncangan dengan aman hingga 9.0 Skala Ritcher. Setiap lantai memiliki kompartemen tahan api dan bebas asap sebagai area aman tempat berkumpul yang bertujuan untuk memudahkan evakuasi pada musibah kebakaran.
Sistem tata alir dan penyejuk udara juga bersifat variable untuk meminimalkan risiko penularan penyakit dalam RS melalui udara. Sistem tata air bersih menggunakan pipa anti bakteri untuk meminimalkan risiko penularan penyakit melalui air.
“Kami ingin memberikan layanan yang prima bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan khususnya di wilayah Kota Depok," ucapnya.
Ia berharap RSUI dapat meningkatkan kapasitas pendidikan dan penelitian para mahasiswa di “Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan UI” yaitu Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat (inter-professional education). RSUI juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia melalui kolaborasi dengan universitas-universitas regional.”
Baca juga: Pendaftaran SNMPTN Diperpanjang Hingga 16 Februari 2019
Direktur RSUI Dr. dr. Julianto pihaknya sudah menerapkan konsep pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier terintegrasi kolaborasi antara hospital care dan community care. Konsep itu sesuai dengan norma yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 93 tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan.
"Pelayanan Kesehatan Satu Atap ini sangat memudahkan pasien untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai kebutuhannya secara holistik dengan lebih cepat, lebih baik dan lebih efiesien," ucapnya.
Selain itu, RSUI diposisikan akan menjadi rumah sakit pusat nasional untuk penelitian kendali mutu dan kendali biaya dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menurutnya RS pendidikan sangat krusial dalam pendidikan kedokteran maupun ilmu kesehatan lainnya. Di Rumah sakit pendidikan mahasiswa dapat langsung terjun untuk mendapatkan pengalaman dalam menangani berbagai macam penyakit.
Untuk itu, dengan berdirinya RSUI diharapkan tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat melainkan juga dapat menjadi sarana untuk mewujudkan pendidikan interprofesional bagi calon dokter, dokter gigi, ners, apoteker, kesehatan masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya.
Akan tetapi RSUI juga untuk penelitian bidang kesehatan yang mutakhir untuk melahirkan inovasi dalam deteksi dini penyakit, pengobatan, perawatan dan pemulihan kesehatan.
"Diharapkan RSUI dapat menjadi model percontohan RS Pendidikan bagi universitas lain," tukasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved