Giat Membangun Kepercayaan para Petani

TIDAK mudah membangun kepercayaan para petani. William Setiawan mengatakan, para petani yang acap terlanjur percaya dengan tengkulak atau para langganan mereka tak jarang menganggap remeh William dan kawan-kawannya dari Tanihub. Tidak jarang mereka dianggap orang baru yang sok ikut campur. Anggapan tersebutlah yang membuat William giat memberi edukasi kepada para petani mengenai Tanihub agar mereka lebih mengerti mengenai maksud dari apa yang ingin ia lakukan.

Tantangan lain yang ia hadapi ialah mengajari para petani agar melek teknologi. Rata-rata para petani menghadapi kesulitan untuk menggunakan teknologi, apalagi kadang ada kendala soal sinyal internet.

Kemudian, ada pula soal rekening bank. Pihaknya mendapati tidak sedikit para petani yang tidak memiliki rekening di bank. Hal tersebut menyulitkan pihak Tanihub dalam mendistribusikan uang hasil penjualan kepada para petani.

Akhirnya, Tanihub kini mewajibkan para petani untuk memiliki rekening tabungan di bank yang mudah dijangkau dari mana pun, seperti BRI.

Setelah berjalan nyaris tiga tahun, Tanihub yang semula sebatas aplikasi on-demand, kini sudah menjelma perusahaan B2B (business to business) untuk semua jenis komoditas pertanian. Mereka bahkan sudah memiliki armada pengiriman sendiri, yaitu Tanixpress, sejak Oktober 2017. Hal itu mempermudah Tanihub dalam menjangkau pasar yang lebih luas, mencakup UMKM, restoran, reseller, dan pengguna akhir.

Dengan capaian Tanihub saat ini, William, yang memiliki latar belakang pendidikan desain, mengatakan bersyukur karyanya bersama rekan-rekannya tersebut dapat bermanfaat bagi publik.

"Kalau orang lain senang dengan apa yang saya kerjakan, saya juga ikut senang. Jadi, dibanding hanya materi doang, itu menjadi kepuasan bagi diri saya sendiri," ungkap pria yang mengaku sering bekerja hingga dini hari sampai membuat orangtuanya bertanya-tanya. (Des/M-2)