Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Mencari Landasan Nilai Spiritual

Putri Rosmalia Octaviyani
30/9/2015 00:00
 Mencari Landasan Nilai Spiritual
()
Budaya dan spiritual merupakan unsur yang tidak dapat terpisahkan dari bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut menjadi nilai yang tertanam di dalam Pancasila. Namun nilai yang terkandung dalam dasar negara tersebut tidak serta merta menjamin nilai-nilai mulia dalam beragama seperti yang seharusnya.

"Dasar kehidupan bernegara ini tidak menjamin manusia menganut kejujuran, integritas, dan keluhuran budi," ujar Toeti Heraty N. Roosseno, Guru Besar Filsafat Universitas Indonesia ketika mengisi kuliah kenangan Sutan Takdir Alisjahbana (STA) di Taman Ismail Marzuki, hari ini.

Pengembangan nilai-nilai mulia tersebut dikatakan Toeti adalah masalah perekembangan karakter budi pekerti. Hal tersebut saat ini juga kerap dikaitkan dengan suatu upaya perubahan yang tengah ramai dibicarakan saat ini, revolusi mental.

"Revolusi mental adalah tindakan yang drastis dan berurgensi tinggi. Sementara pembentukan nilai spiritualitas adalah proses berkelanjutan pendidikan budi pekerti," terang Toeti.

Dikatakan Toeti, Budaya terbentuk atas tiga unsur, yakni materi, perilaku, dan nilai-nilai spiritual. Ketiga hal tersebut terkait dan tidak terpisahkan. Manusia terbentuk atas hal-hal kasat mata, adat istiadat, serta nilai-nilai bersifat abstrak yang didapatkan sejak pertama kali mereka mulai belajar mengenal lingkungan dan bersosialisasi.

"Revolusi mental dilakukan sesuai situasi yang membutuhkan kebangkitan. Contoh nyatanya seperti pemberian hukuman mati bagi bandar narkoba. Namun apakah masalah korupsi bisa diselesaikan secepat itu seperti membalikkan telapak tangan? Itu tantangan yang dihadapi oleh konsep yang diusung Presiden Jokowi," tambah Toeti.

Dibutuhkan pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan antara pendekatan materialistik dan spiritual. Pendekatan spiritualitas kemudian akan memberikan peluang bagi pemikiran manusia untuk berkembang seluas-luasnya. Hal tersebut akan bisa didapatkan melalui proses berkehidupan yang panjang.

Toeti menjelaskan, di Indonesia ada beberapa tokoh yang berperan besar dalam pembentukan nilai budaya dan spiritualitas masyarakat. Nama mereka telah tercatat dalam ensiklopedi filsafat dunia yang diterbitkan di Perancis tahun 2009. Ada 15 nama tokoh Indonesia yang tercatat masuk dalam daftar, di antaranya Empu Tantular, Ranggawarsita, Soekarno, Hamka, Agus Salim, hingga Sutan Takdir Alisjahbana.

Lebih jauh dalam acara tersebut, Toeti juga menceritakan kisah hidupnya dengan STA. Bagaimana STA sangat berperan dalam perjalannya hingga menjadi doktor di bidang filsafat dan meraih banyaj penghargaan dari berbagai negara.

Sementara itu, Ketua Akademi Jakarta, Taufik Abdullah mengatakan, kuliah kenangan STA adalah kegiatan rutin yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Beberapa tokoh pernah bertindak sebagai pembicara di acara terasebut, di antaranya Jusuf Kalla dan BJ Habibie.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya