Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Lewat Citra Visual Temukan Kotak Hitam JT 610

Siswantini Suryandari
01/11/2018 19:30
Lewat Citra Visual Temukan Kotak Hitam JT 610
(ANTARA)

TIM SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan kotak hitam dan bangkai pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.  

Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT, Hammam Riza membenarkan bahwa black box sudah ditemukan dan diangkat ke Kapal Riset Baruna Jaya I BPPT.

"Setelah Baruna Jaya BPPT menemukan black box bersama para penyelam, akan diserahkan ke KNKT (Komisi Nasional Keselamatan Transportasi) dan Basarnas untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya di Kantor BPPT Jakarta, Kamis (1/11). 

Lebih lanjut Deputi TPSA berharap dengan ditemukan kotak hitam tersebut ada titik terang penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Untuk keterangan resmi tentang black box, lebih lanjut akan diberikan oleh Basarnas bersama KNKT.

"Selain itu tentu saja seluruh korban yg ditemukan sekitar serpihan badan pesawat juga segera dievakuasi," tutur Hammam.

Hammam lalu menyebut disinilah peran penting teknologi dalam mendukung kinerja pemerintah. "BPPT siap untuk terus eksis sebagai garda terdepan inovasi dan layanan teknologi untuk Indonesia," pungkasnya.

Sementara Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) BPPT, M. Ilyas mengatakan tim BPPT selama 24 jam terus melakukan olah data untuk memastikan citra visual hasil teknologi yang diturunkan ke bawah air.

“Kami terus olah data ROV untuk mendapatkan visual black box dan serpihan yang ada di dasar laut. Alhamdulillah dengan doa masyarakat, upaya tim SAR gabungan bisa angkat black box. Sudah ada di atas kapal Baruna Jaya I,” kata Ilyas melalui pesan singkat di Tanjung Karawang.

Koordinat yang didapatkan semalam yakni pada koordinat S 05 48 48 .051 -  E 107 07 37 .622 dan pada koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393, disebutnya terus menjadi fokus pencarian black box.

"Hari keempat pencarian ini dipersempit pada koordinat tersebut. Semalaman pun ROV sudah diturunkan, karena penyelam pasti sulit untuk turun malam hari. Arus kencang dan visual sangat terbatas, kedalaman pun di 30 meteran. Dengan teknologi ROV inilah kita terus berupaya lakukan klarifikasi," pungkasnya. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya