Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Wonderful Indonesia Mengepung Putrajaya WTC KL

Eko Rahmawanto
08/9/2015 00:00
Wonderful Indonesia Mengepung Putrajaya WTC KL
(ANTARA/Aulia Badar)
INDUSTRI pariwisata Malaysia ibarat cendawan di musim hujan. Hidup, eksis, dan berkembang pesat. Atmosfer itu bisa dirasakan di arena MATTA 2015 –Malaysian Association of Tour and Travel Agents Fair—yang dihelat di Putrajaya WTC Kuala Lumpur, 4-6 September 2015. Sedikitnya 1.233 stand dari dalam dan luar Malaysia yang turut menjaring wisatawan di pasar turisme paling akbar di Negeri Jiran itu.
 
Lebih dari 100.000 pengunjung yang hadir. Kalau dikumpulkan di satu tempat, 100.000 orang itu sudah memenuhi seluruh tribun di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Fantastic. Di atas 60 tahun dan di bawah 12 tahun free masuk ke arena seluas 27.400 meter persegi itu. Orang dewasa dan remaja, dikenai tiket seharga 4 Ringgit Malaysia. Mereka yang hadir di “pasar turis” itu betul-betul punya minat dan niat untuk merencanakan wisata dan siap membelanjakan budgetnya sampai liburan akhir tahun 2015.

Tidak salah, jika Kemenpar all out membranding MATTA 2015 dengan Wonderful Indonesia. Tidak salah juga jika sejak 2 September 2015, serentetan aktivitas sales yang konkret, sudah dilakukan, seperti table talk yang mempertemukan buyer dan agent. Dari 15 serial Tour and Travel Fair di Malaysia selama satu tahun, yang diinisiasi MATTA, --semacam ASITA-nya Malaysia, organisasi yang melingkupi tour dan travel--, pameran di Kuala Lumpur ini adalah puncaknya.

Paling besar, paling ramai, paling lengkap, diantara travel fair lain di sana. Kemenpar memboyong 80 industri pariwisata dan 10 Dinas Pariwisata Daerah di forum itu. Booth Wonderful Indonesia memanjang di Hall 3 Nomor 3216-3238 (23 booth). Di situlah materi promo, Business to Community (B to C), pelayanan informasi pariwisata, cultural performance, coffee corner, umbrella painting, spa corner, photo seasons, gift redemption, dan games dibuat. Sebelumnya, Indonesia juga tampil di MATTA Johor Bahru dan Sabah, Malaysia.

Malaysia adalah pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. “Pariwisata itu proximity, kedekatan. Malaysia selain dekat secara geografis juga dekat secara budaya, sesame rumpun Melayu,” jelas Ir Arief Yahya, Menpar. Karena itu, wajar jika originasi Malaysia masuk peringkat kedua terbanyak, setelah Singapore. Tahun 2014, capaiannya 1.276.105 wisman asal Malaysia. Itu meningkat 2,98 persen dari tahun sebelumnya, 1.239.219 orang.

MATTA Fair di KL ini diikuti oleh 198 exhibitors lokal dan international. Ada Amerika, Tiongkok, Taiwan, Hongkong, Australia, India, Jepang, Korea, Macau, Kamboja, Filipina, Thailand, Nepal, Malaysia, New Zealand, Iran, UEA, Mexico, dan Turki. ”Korea tampil habis-habisan. Boothnya besar, konstruksinya tinggi menjulang, tata cahaya dan lightingnya terang mencolok, desain tulisan dan komposisi warnanya cerah menantang. Saya yakin, Korea all out untuk recovery pasca teror MERS (Middle East Respiratory Syndrome, red) menggembosi wisatawan datang,” tambah I Gde Pitana, Deputi Pemasaran Luar Negeri Kemenpar.

Korea dan Jepang, yang ”bertetangga” dalam satu area pameran sama-sama mengeksplore culture-nya. Korea lebih atraktif dengan menawarkan permainan ski salju. Negeri Ginseng itu mengajak interaktif pengunjung untuk berseluncur di ”gunung salju” yang dibuat portable. Mereka memberi iming-iming liburan akhir tahun dengan tema winter holiday, sensasi yang tidak akan ditemukan di seluruh daratan Malaysia.

Presiden MATTA, Hamzah Rahmat menyebut, Korean Tourism Organisation (KTO) booking 24 booths di satu lokasi. Mereka memboyong artis-artis K-POP papan atas ke yang dikenal di Malaysia. Hongkong juga tidak kalah atraktif, dengan 12 booths. “Indonesia tampil sebagai The Favourite ASEAN Destination! Korea Selatan terpilih sebagai The Top Choice for Asia! Sedangkan Turki menjaid The Most Picked Destination in Europe!” jelas Hamzah Rahmat.

Jepang menawarkan salah satu ciri khas dan kelebihannya, kuliner. Aneka snack, dengan segala kemasan yang dihias seni origami (lipat melipat kertas, red), memadukan antara komoditi dan packaging. Konstruksi arena pamerannya juga memikat, kombinasi rumah-rumah tradisional Jepang, kayu-kayu melengkung, kaca petak-petak, payung berhias, dan lainnya. Penjaga standnya mengenakan baju-baju  tradisional yang memikat.

Ada yang patut dipuji dari performa Wonderful Indonesia di pameran MATTA 2015 Kuala Lumpur itu. “Kami membagi secara gratis 100.000 goody bag, berupa tas tenteng, dengan branding Wonderful Indonesia. Tas itu dibuat besar, bisa dicangklong, nyaman dijinjing, agar tas-tas buatan peserta pameran lain bisa dimasukkan ke dalam tas Wonderful Indonesia. Akhirnya, hampir semua pengunjung menenteng tas itu keliling Putra WTC KL. Indonesia menjadi sangat popular!” jelas Rizky Handayani, Asisten Deputi Pengembangan Pasar ASEAN Kemenpar.

Mulai 4-11 September, digelar Indonesian Food Festival di Zende Restaurant, Sari Pan Hotel Kuala Lumpur dengan tema Sunda Food. Koki dari Bumbu Desa menampilkan aneka masakan khas Jawa Barat, dari karedok, pecel, nasi uduk teri, lalapan, rujak buah, ayam srundeng, ikan asam pedas, semur daging dan lainnya. Masih ada satu lagi kejutan, ada logo “Wonderful Indonesia” berwarna hijau di tisu putih di atas round table semua undangan.

Acara table top di The Royale Chulan, KL, 2 September juga cukup efektif, buat industri pariwisata yang hadir. Pertemuan 111 buyers dan seller Indonesia, cukup mengena. Industri yang bergerak di Bali ada 24, Kepri 2, Jogjakarta 2, Jakatrta 11, Jawa Barat 10, Jawa Tengah 2, Jawa TImur 12, NTT 3, Sumsel 1, Sumut 10, Sulsel 1, Sultra 1 dan Riau 2. “Kami sadar, MATTA Fair 2015 adalah pasar turisme yang potensial, di target pasar kami. Karena itu, kami mengepung semua lini, dengan branding Wonderful Indonesia! Semua aktivitas Branding, Advertising, dan Sales kami jalankan dengan maksimal,” jelas Kiki, sapaan Rizky Handayani.(R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya