Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Mendikbud Minta Santri Bersiap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Syarief Oebaidillah
21/10/2018 17:55
Mendikbud Minta Santri Bersiap Hadapi Revolusi Industri 4.0
(Ist)

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melakukan kunjungan ke tiga pondok pesantren di Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (21/10). Ia meninjau sekolah-sekolah yang diasuh oleh ponpes tersebut dan memberi tausiah di depan ribuan santri dan pengurus.

Tiga pesantren itu ialah Karangasem Muhammadiyah, Modern Muhammadiyah, dan Al-Islah Sendang Agung. Di ketiga pesantren, Mendikbud menyerahkan bantuan komputer untuk SMP Muhammadiyah Karangasem, SMP Muhammadiyah Modern, dan SMP Muhammadiyah 12 Al Islah.

Di hadapan santri, alumni, guru, dan ustaz di Ponpes Karangasem, Mendikbud mengajak santri untuk menyiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0.

"Santri harus juga siap dan terbuka menghadapi tantangan kemajuan teknologi era revolusi industri 4.0 ,"kata Muhadjir melalui keterangannya yang diterima, Minggu.

Lebih jauh mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini berpesan agar para santri memperhatikan rumus 5C, yakni Critical thinking, Creativity, Communication skill, Collaboration, dan Confidence.

Meski dalam tradisi pesantren dikenal ketat dengan pelajaran teks agama, Muhadjir berpesan agar santri diajak berpikir kritis melihat dunia luar. Ilmu harus digali secara lebih luas dan mendalam, sesuai konteks, tetapi harus tetap kuat memegang akidah.

Di sisi lain, kreativitas juga harus ditunjukkan sepanjang waktu dengan cara membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru.

"Di Muhammadiyah tradisi kreatif sudah dimulai sejak KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), yakni dengan membuat sistem pendidikan modern pada zamannya," kata Muhadjir. "Santri yang tidak kreatif akan ditinggalkan oleh zaman," lanjutnya.

Sementara itu, di samping memiliki jaringan luas dan berkolaborasi, keterampilan menulis dan berbicara di hadapan publik juga menjadi keharusan. Kata Mendikbud, seseorang tidak akan kelihatan cerdas jika tidak bisa menyampaikan gagasannya dengan baik.

"Untuk itu ketererampilan komunikasi dan kepercayaan diri sangat lah penting," ujarnya.

Di ketiga kesempatan ini Mendikbud juga menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo untuk senantiasa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sangat besar ini. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas seperti daratan Eropa dengan ratusan suku dan ribuan pulau.

Tokoh-tokoh Muhammadiyah terdahulu, kata Muhadjir, telah merintis nilai-nilai kebangsaan yang sangat kuat. Sebut saja Jenderal Sudirman yang mendirikan TNI, Ki Bagus Hadikusumo perintis kemerdekaan dan perumus UUD 45, dan Ir Juanda yang memperjuangkan wilayah laut sebagai bagian NKRI.

"Sebagai penerus kemerdekaan tidak mungkin Muhammadiyah menghianati apa yang sudah diperjuangkan oleh pendahulunya," paparnya.

Oleh karena itu, bagi Muhammadiyah, NKRI merupakan negara yang sudah final sebagai hasil kesepakatan (darul ahdi wa sahadah).

Pengasuh Ponpes Karangasem, KH Hakam Mubarrok, mengatakan, kehadiran Mendikbud sangat strategis untuk memotivasi para santrinya.

"Setiap tokoh, apalagi tokoh Muhammadiyah, sangat kita harapkan menjadi panutan bagi santri-santri kami," ungkap pemimpin ponpes yang kini genap berusia 70 tahun itu.

Hal serupa juga dikemukakan pengasuh Ponpes Modern KH Abdul Munir dan Ponpes Al-Islah KH M Dawam Soleh. Munir berharap Mendikbud tetap memperhatikan basis pendidikan di Muhammadiyah meski sudah menjadi pejabat publik.

"Alhamdulillah Pak Muhadjir tidak melupakan kita, semoga beliau selalu sehat dan selamat mengemban amanah negara yang berat ini," katanya.

Kunjungan kerja Mendikbud ke Lamongan didampingi pejabat Kemendikbud, antara lain Staf Khusus Menteri Nasrullah, Direktur Pembinaan SMK Bakrun, Direktur Pembinaan SMP Enang Ahmadi, dan Kepala Pustekkom Gogot Suharwoto. (OL-1)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya