Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Perempuan Indonesia Inspirasi Negara Lain

Haufan Hasyim Salengke
20/10/2018 02:00
Perempuan Indonesia Inspirasi Negara Lain
(MI/Haufan Hasyim Salengke )

INDONESIA menjadi salah satu dari 10 negara yang dipilih oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam kampanye kesetaraan gender. Keberhasilan Indonesia dalam pembangunan kapasitas perempuan dan kesetaraan gender itu menjadi model dan inspirasi bagi negara lain untuk melakukan hal sama.

Menteri Pemberdayaan Pe-rempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise, mengatakan PBB mencetuskan kampanye Gender Equality Planet 50:50 dengan misi menyetarakan perempuan untuk mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki dalam semua aspek kehidupan, tanpa mengurangi norma dan kodrat sebagai perempuan. Kampanye itu dijadwalkan mulai dilakukan pada 2030.

"Kampanye ini dimaksudkan pada 2030 laki-laki dan perempuan sudah harus setara. Laki-laki jangan mendominasi semua aspek pembangunan, tetapi kesempatan dan peluang itu juga harus diberikan sebesar-besarnya kepada perempuan," kata Yohana di Manokwari, Papua Barat, Rabu (17/10).

Menurut Menteri PPPA, Indonesia dipilih sebagai model kampanye kesetaraan gender karena tiga faktor penting, yaitu mayoritas penduduk Indonesia muslim, memiliki tingkat toleransi tinggi, dan kaum perempuan Indonesia dianggap cukup maju.

"Jadi, tantangan dan beban kita berat untuk membawa kaum perempuan yang berjumlah 126 juta jiwa menuju Planet 50:50 berjalan setara dengan laki-laki," ujar Yohana.

Sebagai salah satu negara champion dari 10 negara di dunia yang dipersiapkan menuju Planet 50:50, dunia melihat yang dicapai Indonesia terkait dengan kesetaraan gender meliputi berbagai bidang pembangunan. Terutama di sektor pendidikan, pemberdayaan ekonomi, pelayanan publik, dan infrastruktur yang responsif gender.

Ia menerangkan, Kemente-rian PPPA sejak 2016 telah menetapkan tiga program prioritas yang disebut sebagai Three End (Tiga Akhiri). Pertama, akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kedua, akhiri perdagangan perempuan. Ketiga, akhiri ketidakadilan akses ekonomi terhadap perempuan.

Dalam mendukung kebijak-an itu, pihaknya telah melakukan langkah-langkah koordinatif dengan kementerian serta lembaga di tingkat pusat dan daerah. "Kita membentuk satgas perlindungan anak dan perempuan, melakukan advokasi dan sosialisasi serta pelatihan dalam mewujudkan kualitas dan kapasitas perempuan dalam pembangunan bangsa," katanya.

Alami kekerasan

Namun, prestasi Indonesia yang diakui dunia itu belum sepenuhnya menggembirakan sebab, ujar Yohana, angka kekerasan terhadap perempuan di negeri ini masih tinggi.

Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional 2016 menunjukkan, 33,4% atau 1 dari 3 perempuan di Indonesia mengalami kekerasan. Jika dihitung dari perkiraan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 260 juta jiwa, jumlah perempuan yang mengalami kekerasan sekitar 43 juta orang.

Oleh karena itu, Menteri PPPA mendorong semua lapisan masyarakat, terutama kaum muda, untuk memiliki pandangan yang progresif terhadap keadilan dan kesetaraan gender. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya