Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengingatkan kembali pentingnya menjaga sumber daya alam Indonesia. Hal itu ia tegaskan saat peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) di Taman Wisata Alam Batu Putih, Sulawesi Utara, Kamis (30/8).
Ia menerangkan, selain dikenal sebagai megabiodiversity country atau negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, Indonesia juga dikenal sebagai biodiversity hotspot.
"Negara ini memiliki keanekaragaman hayati tinggi, tapi sekaligus menghadapi keterancaman atas kepunahannya juga tinggi," ujarnya.
Berdasarkan data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Indonesia terdapat sekitar 720 jenis mamalia atau 13% dari jumlah jenis dunia, 1.605 jenis burung atau16% jumlah jenis dunia, 723 jenis reptilia, 1.900 jenis kupu-kupu serta 1.248 jenis ikan air tawar dan 3.476 jenis ikan air laut.
Jumlah tersebut, kata Menteri Siti belum termasuk jenis-jenis invertebrata seperti udang, kepiting, laba-laba, dan serangga lainnya. Demikian pula dengan keragaman budaya yang sangat kaya dan unik di setiap kelompok masyarakat yang tersebar di ribuan pulau di Tanah Air.
"Potret saat ini sebetulnya tidak begitu menggembirakan," imbuhnya.
Dengan dasar itu pula, dalam peringatan HKAN kali ini, Yaki (Macaca Nigra) menjadi simbol. Hal itu disebabkan tingginya aksi perburuan liar dan hilangnya habitat populasi satwa endemik Sulawesi Utara tersebut. Aksi perbutuan ini menyebabkan populasi Yaki menurun hingga 80% hanya dalam kurun waktu 30 tahun.
Tidak hanya Yaki, masih banyak jenis satwa lainnya yang bernasib sama. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa itu diperbolehkan oleh manusia apabila jumlah populasi di alam telah aman, statusnya tidak dilindungi dan telah dapat dikembangbiakkan sehingga pemanfaatannya tidak mengambil langsung dari alam.
"Memanfaatkan sumber daya alam untuk kehidupan tetapi tetap menjaganya dari kerusakan dan kepunahan, adalah prinsip dasar dari kearifan tradisional sebagai pembentuk budaya lokal di seluruh Tanah Air," tegasnya.
Selanjutnya tantangannya yang dihadapi yakni menyinergikan dan menyeimbangkan antara tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu pilar ekonomi, pilar ekologi, dan pilar sosial, budaya.
"Karenanya, salah satu upaya menjaganya dengan menjadikan konservasi alam sebagai kerja kolektif dan sikap hidup, serta budaya bangsa," ucapnya.
Di saat yang sama Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan Indonesia menganut konsep pembangunan berkelanjutan, yang mengupayakan adanya keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan.
"Artinya bahwa kegiatan pembangunan yang dilakukan harus tetap mempertimbangkan aspek konservasi sumber daya alam yang digunakan, agar tetap lestari sehingga tetap berfungsi dan bermanfaat bagi generasi yang akan datang," ujarnya. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved