Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Memelihara Api Juang di Menteng 31

Thomas Harming Suwarta/H-5
24/6/2018 23:30
Memelihara Api Juang di Menteng 31
(Sumber: Museumjakarta.com/Tim MI/Grafis: Caksono)

PRESIDEN Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla, memulai langkah mereka memimpin negeri ini di Jalan Menteng Raya No 31. Pada saat itu mereka mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawapres. Tempat itu dikenal dengan Gedung Museum Joeang 45. "Semangat perjuangan itu yang ingin kita ambil maknanya dengan mendeklarasikan diri di tempat ini karena kita masih membutuhkan semangat juang itu untuk membangun bangsa ke depan," ungkap Jokowi ketika itu terkait dengan dipilihnya Gedung Juang sebagai tempat deklarasi.

Ya, tentu saja semangat juang itulah yang juga ingin dikisahkan dengan berbagai koleksi dan informasi yang tersimpan di Museum Joeang 45. Jika ditilik dari sejarahnya, pada masa Hindia Belanda gedung itu awalnya dibangun sebagai sebuah hotel bernama Hotel Schomper pada masa penjajahan Belanda, sampai saatnya Belanda menyerah pada 8 Maret 1942.

"Hanya kemudian dalam proses waktu itu gedung ini juga dimanfaatkan sebagai tempat konsolidasi para pemuda untuk mempersiapkan kemerdekaan. Di sini juga jadi tempat Bung Karno dan Bung Hatta mengajar para pemuda untuk menanamkan cita-cita kemerdekaan, dan menjadi asrama yang waktu itu mereka sebut dengan Asrama Menteng 31 dan pemudanya disebut dengan nama Pemuda Menteng 31," kata staf pengelola Museum Gedung Joeang 45, Untung Supardi, saat ditemui, Minggu (18/6).

Koleksi yang ada mencapai 1.600 benda, terdiri dari foto, patung, lukisan, informasi digital, sampai barang-barang peninggalan para tokoh perjuangan. "Spirit juang itu yang memang ingin kita bagikan dari tempat ini, bagaimana tokoh pemuda dan golongan tua berkumpul untuk memperjuangkan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang," jelas Untung.

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang saat itu menjabat, pada saat peresmian, menyampaikan dengan mengenal gedung-gedung dan tempat bersejarah bangsa Indonesia akan tahu berapa besar perjuangan dan cita-cita bangsa untuk memperoleh kemerdekaan nasional. "Maka tentu saja semangat juang itu yang diharapakan bisa muncul setelah mengunjungi tempat ini," kata Untung yang sejak 1974 sudah bekerja di museum itu.

Selain koleksi perjuangan para tokoh, museum itu juga menarik pengunjung karena menyimpan koleksi mobil yang dipakai Presiden Soekarno dan Bung Hatta sebagai wakil presiden, serta satu mobil yang dipakai Presiden Soekarno saat terjadi ledakan granat di Cikini pada 30 November 1957.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya