Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2017 Tergolong Tinggi

Tesa Oktiana Surbakti
16/4/2018 22:05
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2017 Tergolong Tinggi
(MI/MOHAMAD IRFAN )

BADAN Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia periode 2017 sebesar 70,81. Capaian itu meningkat 0,63 poin atau tumbuh 0,90% jika dibandingkan denganperiode 2016.

"Dalam kategori yang dibuat UNDP (United Nations Development Programme), IPM Indonesia tahun 2017 dikategorikan tinggi karena berkisar antara 70 sampai 79,99," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/4).

Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, menjelaskan IPM disusun mengacu tiga aspek esensial. Ketiganya meliputi dimensi kesehatan yang diukur dengan indikator umur harapan hidup, dimensi pengetahuan atau pendidikan yang diukur dengan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta dimensi hidup layak yang mengacu pendekatan pengeluaran per kapita disesuaikan.

Kecuk mengungkapan laju pertumbuhan IPM cenderung sulit untuk ditingkatkan lantaran melibatkan kondisi sosial masyarakat secara struktural.

"Dilihat dari pencapaian umur harapan hidup saat lahir misalnya, merupakan hasil implementasi kebijakan banyak pihak. Itu seperti dampak dari pola makan dan keseharian gaya hidup yang sehat, hingga kondisi lingkungan hidup tempat tinggal," terangnya.

Upaya perbaikan kualitas manusia yang dilakukan pun tidak sekaligus dapat dirasakan dalam jangka waktu kurang dari satu atau dua tahun. Kecuk lantas mencontohkan kebijakan wajib belajar 12 tahun yang baru berdampak kepada harapan lama sekolah, namun sayangnya belum berdampak kepada rata-rata lama sekolah.

Sebagai catatan, rata-rata lama sekolah dalam IPM merupakan capaian sekolah bagi penduduk yg sudah berusia 25 tahun dan lebih.

"Di lain sisi, kebijakan wajib belajar 12 tahun juga tidak serta merta akan meningkatkan pendapatan yang berujung kepada pengeluaran per kapita. Untuk gambaran, selama periode 2010-2017, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,89%," imbuh Kecuk.

Menyoroti umur harapan hidup 2017, lanjut dia, diperkirakan bayi yang lahir pada tahun tersebut memiliki harapan hidup hingga 71,06 tahun. Usia tersebut atau lebih lama 0,16 tahun jika dibandingkan dengan harapan hidup bayi yang lahir tahun sebelumnya.

Peningkatan umur harapan hidup mencerminkan perbaikan tingkat kesehatan masyarakat. Selama periode 2010-2017, Indonesia berhasil meningkatkan umur harapan hidup saat lahir sebanyak 1,25 tahun atau tumbuh 0,25% per tahun dari 69,81 tahun pada 2010.

"Begitu juga dengan harapan lama sekolah, anak-anak yang pada 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,85 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun jika dibandingkan dengan anak yang berumur sama di 2016," jelas dia.

Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata menempuh pendidikan selama 8,10 tahun, atau lebih lama 0,15 tahun jika dibandingkan dengan rata-rata tahun sebelumnya. Angka ini menunjukan bahwa pada tahun 2017 penduduk Indonesia secara rata-rata baru mencapai tingkat pendidikan sekolah menengah pertama kelas IX.

Selama periode 2010-2017, harapan lama sekolah di lndonesia telah meningkat 1,56 tahun atau tumbuh sebesar 1,87% per tahun. Adapun, rata-rata lama sekolah meningkat 0,64 tahun atau tumbuh 1,18% per tahun. 

Hal lain yang dapat disimpulkan dari komponen lPM adalah tingkat pemenuhan kebutuhan hidup. Pada 2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita Rp10,66 juta per tahun, meningkat Rp 244 ribu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Dalam hal ini, peningkatan pengeluaran dapat dipandang sebagai indikasi adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Selama tujuh tahun terakhir, pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia meningkat sebesar 1,76% per tahun," ujar Kecuk. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik