Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Kalla Sebut Tsunami Dahsyat Pandeglang Hoaks

Dheri Agriesta
06/4/2018 19:20
Kalla Sebut Tsunami Dahsyat Pandeglang Hoaks
(ANTARA)

KABAR prediksi bencana tsunami dahsyat setinggi 57 meter yang melanda Pandeglang, Banten, meresahkan masyarakat. Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kabar itu tak benar.

"Saya kira hoaks itu," kata Kalla di Gedung PMI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (6/4).

Kalla mengaku, kajian tentang potensi tsunami di Pulau Sumatra bagian barat dan Pulau Jawa memang kerap dilakukan. Ia tak menampik adanya potensi itu karena lempengan aktif yang berada di wilayah tersebut. Namun, tak ada yang mengetahui kapan hal itu akan terjadi.

"Bahwa kapan (terjadi), ya kita enggak tahu," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menegaskan, tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang, Banten, bukan prediksi. Itu hanya model penelitian.

"Peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan TeknologI (BPPT) sebenarnya tidak melakukan prediksi tapi mengungkap potensi yang masih perlu dikaji lebih lanjut," kata Dwikorita melalui live streaming di Kantor BMKG, Jalan Angkasa I No 2, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (5/4) kemarin.

Dwikorita menjelaskan untuk meningkatkan validitas menjadi prediksi perlu ditambah data primer dan sekunder yang lebih akurat. Kajian model tersebut masih perlu kelengkapan data yang teruji secara ilmiah.

"Hasil penelitian dan kajian bersama para pakar yang sudah teruji secara ilmiah berbasis data yang memadai dan valid, dapat diterapkan dalam mendukung analisis meningkatkan kualitas, akurasi, dan informasi tsunami yang diberikan BMKG," tutur Dwikorita.

Dwikorita menilai masyarakat harus mendapatkan edukasi dan persiapan menghadapi bencana dengan atau tanpa prediksi. Indonesia yang berada dalam zona tektonik aktif harus siap menghadapi bencana. (Medcom/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya