Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) menyesalkan insiden pencemaran laut akibat tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Kasus itu dinilai berdampak pada rusaknya ekosistem dan kehidupan biota laut, serta merugikan nelayan karena kapalnya tak bisa melaut.
"Jadi dampaknya itu tidak hanya ekonomi, tapi ekologi dan sosial juga ikut. Tentu ini perlu kita antisipasi dan tidak bisa dilakukan sendiri," ujar Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan Kementerian KKP M Zulficar Mochtar seusai Seminar Nasional bertajuk Keamanan dan Keselamatan Laut Dalam Mewujudkan Poros Maritim Dunia, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/4).
Mochtar menjelaskan solusi konkret mengatasi persoalan pencemaran laut harus dilakukan bersama-sama. Pemecahan masalah pun bukan sekadar membersihkan laut yang tercemar saja, namun perlu pula dibuatkan langkah antisipasi agar kasus serupa tidak terulang.
"Terus terang ini dampaknya bisa kemana-mana. Ada arus dan kemana-mana (pencemaran), sehingga ini perlu upaya mitigasi antisipasi yang efektif. Untuk itu kita bersama-sama dan saya kira sudah banyak tim di lapangan, termasuk KKP ada (melihat) kematian ikan di situ."
Menurut dia, nantinya semua instansi terkait akan menyusun rencana aksi setelah mengecek seberapa parah dampak dari pencemaran laut tersebut. Mengenai kasus itu KKP menggaransi untuk selalu siap turun membantu menyelesaikan pelbagai permasalahan di pesisir.
"Masalah pencemaran ini memang menjadi masalah yang cukup pelik dan sangat penting karena ada dimana-mana. Kita melihat beberapa waktu lalu di Bintan juga ada laporan, kemudian di Tempat Jakarta, dan masih banyak lagi laporan pencemaran lain," tandasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved