Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ketimpangan Gender di Iptek Masih Tinggi

Putri Rosmalia Octaviyani
16/3/2018 12:59
Ketimpangan Gender di Iptek Masih Tinggi
(elajar mengamati produk karya ilmiah pada Indonesia Science Expo 2017 di Balai Kartini, Jakarta---Dok.MI/Arya Manggala)

KETIMPANGAN gender di sektor Iptek masih terjadi di Indonesia. Upaya keras masih harus dilakukan pemerintah untuk mengubah kondisi tersebut. Mengingat, jumlah sumber daya manusia laki-laki dan perempuan di Indonesia hampir seimbang.

"Peningkatan peran perempuan dalam iptek harus dilakukan, tidak hanya untuk mencapai kesetaraan gender, tetapi juga untuk peningkatan pembangunan sosial ekonomi nasional," ujar peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wati Hermawati, dalam peluncuran buku berjudul Gender dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, di kantor LIPI Jakarta, hari ini.

Dikatakan Wati, di Indonesia, partisipasi perempuan dalam karier iptek, terutama sebagai peneliti di lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) pemerintah, masih lebih kecil dibandingkan laki-laki. Data penelitian LIPI tahun 2014 hingga 2015 menunjukkan, jumlah perempuan peneliti di Indonesia sebanyak 3.494 orang. Sekitar 39% dari total peneliti di Indonesia.

Sementara data Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan (Pusbindiklat) LIPI per Juni 2017 menunjukkan jumlah profesor riset seluruhnya sebanyak 471 orang. Jumlah yang masih aktif sebanyak 214 orang, dan hanya 41 orang di antaranya yang perempuan.

"Di setiap sektor harus ada upaya peningkatan kelibatan perempuan dan mengawal proses penelitian yang melibatkan perempuan. Karena tidak ada strategi efektif dalam pembangunan nasional termasuk iptek bila kesetaraan dan keadilan gender tidak diwujudkan," ujar Wati.

Dikatakan Wati, penyelenggaraan pengarusutamaan gender yang telah dilakukan selama ini sesuai dengan Inpres No.9 tahun 2000 belum menyeluruh. Banyak pelaku iptek, baik perumus kebijakan, pengambil keputusan, maupun peneliti dan perekayasa belum memahami apa yang disebut dengan gender dan isu yang mungkin ada sial gender dalam pengembangan iptek. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya