Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Kampus Harus Inovatif Kembangkan SDM

Syarief Oebaidillah
17/2/2018 10:01
Kampus Harus Inovatif Kembangkan SDM
(ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin perguruan tinggi di Tanah Air untuk melakukan terobosan dalam pengembangan sumber daya manusia serta tanggap terhadap perubahan secara cepat dan inovatif. Oleh karena itu, perguruan tinggi jangan terjebak oleh rutinitas.

"Harus berani melakukan perubahan, harus berani melakukan inovasi. Jangan terjebak dengan rutinitas. Perguruan tinggi harus berubah, fakultas-fakultas di dalamnya juga harus berubah karena dunia juga sudah berubah cepat sekali," kata Presiden saat memberikan sambutan pada Konvensi Forum Rektor Indonesia (FRI) di Kampus Universitas Hasanudin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2).

Jokowi menegaskan negara maju ialah negara yang cepat dan tanggap terhadap perubahan zaman. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas penting. Oleh karena itu, ia juga meminta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti)

dan FRI lebih serius memikirkan terobosan bidang pengembangan SDM.

"Terobosan-terobosan besar harus diciptakan di bidang pengembangan SDM, khususnya pendidikan, lebih spesifik lagi pendidikan tinggi. Terobosan di bidang pendidikan harus lebih signifikan jika dibandingkan dengan terobosan di bidang infrastruktur," kata Presiden. Hadir dalam acara itu antara lain Menristek-Dikti Mohamad Nasir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Mensesneg Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Idrus Marham, dan Ketua FRI Suyatno,

Pada kesempatan itu Kepala Negara meminta perguruan tinggi mulai membuka fakultas dan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan industri. Presiden menyebutkan mereka dapat membuka fakultas digital economy, fakultas jasa industri, manajemen industri dalam olahraga. fakultas industri lifestyle, fakultas perkebunan jurusan kelapa sawit atau bahkan fakultas kopi.

"Jurusan di dalamnya bisa saja jurusan kopi latte atau kopi luak," seloroh Jokowi di hadapan sekitar 4.000 pemimpin perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Ia juga menginstruksikan kepada Kemenristek-Dikti untuk adaptif dan inovatif. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan melakukan deregulasi dan debirokrasi di kementerian yang dipimpinnya. "Bangun aplikasi-aplikasi yang simpel yang mudah diakses," ujarnya.

Pertukaran gagasan

Konvensi FRI terdiri dari dua acara utama, yakni Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX. Ketua FRI Suyatno mengatakan FRI merupakan wadah komunikasi serta pertukaran ide, gagasan, dan strategi antarpemimpin perguruan tinggi.

Forum itu juga berperan memberikan alternatif solusi dan saran strategis kepada pemerintah dan masyarakat terkait dengan perkembangan, regulasi, dan peningkatan pendidikan tinggi di Indonesia. Konvensi kali ini antara lain membahas subtema pembangunan ekonomi nasional yang berdaulat, berkeadilan, dan menyejahterakan. Ada juga tema pendidikan tinggi yang mampu meningkatkan daya saing bangsa.

Sebelumnya, dalam kunjungan ke Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, Presiden membagikan kartu Indonesia pintar (KIP) kepada 1.010 siswa. Pemberian KIP merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses dan layanan pendidikan kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin ataupun rentan miskin agar terus mendapatkan pelayanan pendidikan hingga pendidikan menengah.

(Yan/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya