Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Suparno Istana bagi para Manula

(Wan/M-3)
15/12/2017 23:01
Suparno Istana bagi para Manula
(MI/SUMARYANTO BRONTO)

DI Desa Kebon Agung, Wonogiri, Jawa Tengah, berdiri sebuah bangunan megah yang menyerupai Istana. Namun, di atasnya tertulis Istana Parna Raya. Ya, bangunan yang didirikan Suparno bukanlah istana negara, melainkan istana manula. Suparno memang peduli dengan banyaknya manula yang ditinggal keluarga merantau. Tidak tinggal diam, ia tergerak untuk membantu para manula tersebut. Dibantu beberapa koordinator, Suparno memberikan santunan kepada para manula itu. Bahkan, untuk menjalin silaturahim para manula dibantunya, ayah dua anak ini membangun sebuah istana untuk mengadakan pertemuan dengan mereka.

"Kira-kira sekitar 4 tahun yang lalu, para petugas menyampaikan ke saya banyak orang yang disantuni ingin ketemu saya. Saya sempat kunjungan ke rumah lansia ini, tapi seharian cuma bisa berkunjung 28 rumah. Saya berpikir membuatkan rumah yang tidak terlalu besar tapi pantas," kata Suparno. Tak hanya itu, istana tersebut ia deklarasikan untuk menjadi sarana berkumpul para veteran seluruh Jawa Tengah. Niat Suparno direspons dengan baik. Ia pun sudah dianggap menjadi veteran anak muda Jawa Tengah. Bukan hanya bertatap muka, kegiatan di istana manula ini juga kerap dibarengi dengan pemeriksaan kesehatan karena tidak jarang para manula yang ia santuni sudah mengalami sakit-sakitan.

Kegiatan yang dilakukan Suparno tidak luput dari dukungan sang istri, Sumarni. "Bapak itu peduli sama orangtua, bapak enggak tega melihat orangtua sendirian di rumah, sementara anaknya merantau ke kota," kata Sumarni. Siapa sangka Suparno dulunya bocah penggembala (pengangon) kambing yang hidupnya serbaterbatas. Ia mengatakan hal itu dilakukannya sejak kecil dan berharap kambing yang dirawatnya semakin banyak dan bisa menghidupi keluarganya.Bukan hanya berbagi kepada para manula, lelaki 47 tahun itu pun sedang berusaha membangun desanya.

Suparno membuka lapangan pekerjaan di Wonogiri, antara lain industri batik, bengkel, perusahaan air minum, dan biro perjalanan. "Saya berikan juga edukasi untuk masyarakat tentang membuat sebuah produk kreatif atau UKM. Kami carikan guru untuk mengajarkan, hasilnya saya pasarkan," lanjut Suparno. Dengan lapangan pekerjaan yang diciptakannya, Suparno berharap anak muda bisa bekerja di kampung halamannya daripada harus merantau ke daerah lain.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya