Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MENJELASKAN sosok Dede Budiarti tidaklah bisa dengan kalimat pendek. Perempuan berusia 40 tahun itu memiliki sederet kiprah.
Selain profesinya sebagai guru bahasa Jepang SMA, ia menjadi penggiat sederet kegiatan sosial, yakni di Omah Parenting Jogja, Komunitas Organik Indonesia, Jogja Walking Association, hingga Warung Shodaqoh.
"Saya punya prinsip, saya selalu mengerjakan sesuatu apa yang saya sukai, yang membuat hati saya senang, dan melakukan hal yang masih dalam kemampuan saya," kata Dede ketika ditemui Media Indonesia, Senin (30/10) sore.
Di Omah Parenting Jogja, Dede bukan saja penggiat, melainkan juga pendiri.
Pada 2013, ia mendirikan perkumpulan itu bersama sahabatnya, Kadiana.
Pendirian itu pun merupakan kelanjutan dari prestasi mereka terpilih sebagai Duta Parenting tingkat nasional tahun sebelumnya.
Ia mengaku kepedulian terhadap masalah parenting (pengasuhan anak) bukan hanya tuntutan sendiri sebagai orangtua, melainkan juga karena menyadari perubahan besar sosial yang sedang terjadi akibat era digital.
Dede menyebut era saat ini sebagai era peralihan. Pendampingan tumbuh kembang anak, dinilainya, tidak dapat lagi menggunakan cara-cara yang umum dilakukan orangtua pada masa sebelumnya.
"Kegelisahan kami ialah tentang bagaimana mendampingi tumbuh kembang anak di era peralihan. Cara komunikasi, teknologi yang berkembang, dan pola asuh pun telah mengalami perubahan," tuturnya.
Ilmu parenting era peralihan yang ia dapatkan saat menjadi Duta Parenting itulah yang ia harapkan bisa dibagi kepada orangtua lainnya.
Ilmu tersebut menyangkut banyak hal, mulai tumbuh kembang anak hingga pendampingan psikologis bagi anak dan keluarga.
Salah satu permasalahan parenting era peralihan yang banyak ia temui ialah soal penggunaan gawai.
Banyak orangtua mengeluh dan hanya menyalahkan anak ketika buah hati mereka sulit lepas dari gawai.
, tidak jarang kebiasaan buruk itu juga akibat kebiasaan sehari-hari orangtua. Dede pun menyebut hal itu sebagai 'kenakalan orangtua'.
Lewat Omah Parenting Jogja, Dede mengajak orangtua untuk berintrospeksi terlebih dulu saat menghadapi permasalahan dengan anak.
Setelah itu, barulah perbaikan pola asuh bisa dilakukan.
Ia juga mengungkapkan kemajuan zaman memang tidak dapat dielakkan.
Sebab itu, ketika perubahan zaman telah memasuki ruang keluarga, yang dapat dilakukan ialah mengarahkan anak ke penggunaan yang positif.
"Misalnya, kita menekankan pada penggunaan internet sehat, penggunaan gawai secara positif," tambahnya.
Saat ini sudah sekitar 1.000 orangtua bergabung dengan Omah Parenting.
Pesertanya berasal dari berbagai macam latar belakang, mulai orangtua tunggal, orangtua dengan status pernikahan yang belum jelas, orangtua lengkap, dan juga orangtua dengan ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga.
"Yang pasti kami selalu menekankan, tidak ada judgement satu yang lebih baik dan yang lain lebih buruk," kata Dede yang merupakan orangtua tunggal dengan dua anak.
Pendidikan pengasuhan anak disebarkannya lewat beragam cara, termasuk media sosial.
Melayani Masyarakat dan Sang Pencipta
Sudah dua tahun ini, Dede juga disibukkan dengan kegiatan kampanye pangan organik lewat Komunitas Organik Indonesia.
"Kelompok ini sudah ada tiga tahun. Sebenarnya saya sudah mengenal mereka sejak berdiri, tetapi saat itu saya hanya sebagai konsumen (pangan organik). Saya baru bergabung dua tahun terakhir," kata dia.
Latar belakang ketertarikannya ternyata tidak jauh dari kepedulian untuk keluarga.
Perempuan yang tampak bugar itu mengaku ingin asupan yang sehat bagi keluarga.
Selain itu, sudah sejak 1994, ia tidak lagi mengonsumsi obat kimia.
"Saya sudah dua kali hamil, dua kali melahirkan, dan anak sampai sekarang bisa mengatasi tanpa harus menggunakan obat kimia, semua dari bahan alami," kata dia.
Dari pengalaman hidupnya pula, Dede sangat menyadari bahwa kesehatan yang prima harus ditunjang dengan makanan yang juga sehat.
Makanan itu pula tentunya membutuhkan suplai yang baik sehingga dapat terjangkau semua kalangan.
Karena itu, di komunitasnya, Dede dan rekan-rekan tidak hanya mengajak masyarakat, tetapi juga petani untuk mau mendukung pangan organik.
Dua kegiatan lainnya yang digeluti Dede ialah aktivitas di Jogja Walking Asssociation dan di Warung Shodaqoh masih.
Kegiatan di Warung Shodaqoh dikhususkannya untuk Jumat.
"Khusus Jumat menyediakan diri untuk Tuhan. Semacam pelayanan. Sudah tiga Ramadan ini berjalan," kata dia.
Ia bersama beberapa donatur memberikan makan siang gratis kepada fakir miskin dan duafa di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Rekan-rekannya yang lain membuka warung yang sama di Gedongkuning dan Jalan HOS Tjokroaminoto.
"Saya tertarik dengan Warung Shodaqoh karena ingin ber-shodaqoh tanpa ribet. Kenapa makanan nasi dan sayur? Karena itu langsung bisa dimanfaatkan oleh mereka," kata Dede yang menyalurkan 250 makanan di Titik Nol.
Berbagai kegiatan itu tidak membuat Dede kewalahan membagi waktu. Malah baginya, ia memang ingin banyak memiliki kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Sebab itu pula, sampai kini ia belum mau menjadi guru tetap demi bisa berkiprah di berbagai bidang.
(M-3)
_______________________________________________
Biodata
Nama: Dede Budiarti
Tempat dan tanggal lahir: Sukoharjo, 9 Agustus 1977
Anak: 2 orang
Pendidikan terakhir: - Sastra Jepang, Universitas Gadjah Mada
Kiprah
- Pendiri Omah Parenting Jogja
- Pengurus Komunitas Organik Indonesia (pengurus)
- Pengurus Jogja Walking Association
- Pengurus Warung Shodaqoh
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved