Headline

Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.

Perceraian bukanlah Beban

AT/M-3
02/11/2017 04:43
Perceraian bukanlah Beban
(DOK DEDE BUDIARTI)

PEMBAWAAN Dede Budiarti yang ramah dan ringan tidak berubah ketika bertutur tentang status pernikahannya.

Dede mengaku bercerai tiga tahun lalu dan kini menjadi orangtua tunggal.

Sama seperti pasangan lainnya, perceraian bukanlah hal yang ia impikan.

Namun, tidak pula Dede ingin berlarut dalam kesedihan.

Ia pun berbagi bahwa kemampuannya untuk tetap tegar dan berkarya ialah berkat keikhlasan pada perjalanan hidup.

"Semakin ke sini saya mempelajari diri saya sendiri. Sebenarnya tidak berat ketika kita tidak menjadikannya (perceraian) beban," kata Dede.

Berkaca kembali pada masa awal selepas perceraian, Dede menuturkan bahwa kemampuan untuk menata perasaan dan pikiran sangatlah penting.

Hal itu berarti pula dengan tidak menyalahkan diri sendiri ataupun saling menyalahkan diri dengan mantan suami.

Setiap pasangan yang bercerai, menurutnya, harus sangat mengakui sisi baik ataupun kesalahan yang dilakukan diri sendiri maupun pasangannya.

Tanpa perasaan tulus itu, perceraian bisa terus membebani langkah ke depan.

Dede menuturkan kemampuannya menghadapi perceraian juga berkat kepasrahannya kepada Sang Pencipta.

Perpisahannya dengan mantan suami ibarat kembali kepada kondisi ketika Tuhan menuntaskan masa jodoh mereka dan mengembalikan kepada pertemanan.

"Jodoh saya sudah selesai sampai di situ. Jadi tidak perlu lagi yang kemarin menjadi beban. Saya juga memberikan kesempatan ke diri saya secukupnya, sedih secukupnya, menangis seperlunya, ketika sedang ingin menutup diri, ya menutup diri seperlunya. Selebihnya biar bergulir dengan sendirinya," kata dia.

Dede dan sang mantan suami juga menjaga komitmen yang sama untuk kedua buah hati mereka yang masing-masing berusia 16 tahun dan 10 tahun.

Meski kedua anak itu tinggal bersama Dede, komunikasi dengan ayah mereka tetap terjalin baik.

Dede juga bersyukur bahwa kedua anaknya dapat menerima perpisahan kedua orangtua mereka.

Dede menilai hal itu berkat keterbukaannya dengan anak, terutama putri sulungnya.

Karena menilai sang putri sudah cukup dewasa, Dede memperlakukannya sebagai teman, tapi tetap sesuai dengan kebutuhan sang anak.

Ia bercerita kepada sang anak mengenai hubungan dengan sang suami yang sudah tidak lagi baik.

Bukan hanya satu arah, Dede juga membiarkan sang anak memberikan pendapatnya.

"Saya menganggap anak sebagai teman. Saya menempatkan diri sesuai kebutuhan (sang anak)," kata dia.

Dengan penerimaan dan komunikasi yang terbangun baik dengan keluarga, cerita suram perceraian tidak menjadi luka berlarut di keluarga itu.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya