1945: DKARI Didirikan

SEJARAH perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Desa Kemijen pada 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr L A J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan ini diprakarsai Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) pimpinan Ir J P de Bordes dari Kemijen menuju Desa Tanggung. Ruas jalan ini mulai dibuka untuk umum pada 10 Agustus 1867. Hingga 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia mencapai 6.811 km. Namun, pada 1950, panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib dan diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma (Myanmar) untuk pembangunan jalan kereta api di sana.

Setelah Indonesia merdeka, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Pada peristiwa bersejarah yang terjadi pada 28 September 1945 ini, AMKA menegaskan kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia dan Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) dibentuk. Inilah yang menyebabkan 28 September 1945 ditetapkan sebagai Hari Kereta Api di Indonesia.