Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
DATA hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan 7 dari 10 orang di Indonesia memiliki gigi berlubang. Padahal, mayoritas masyarakat, yakni 76,6%, sudah menggosok gigi dua kali sehari. Di mana letak permasalahannya? "Meski 76,6% masyarakat Indonesia sudah menyikat gigi dua kali sehari, menurut Riskesdas itu, hanya 2,3% di antaranya yang menyikat gigi dengan benar," ujar pakar kesehatan Sri Hastuti Kumaladewi pada diskusi yang diselenggarakan obat kumur Listerine di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan menyikat gigi dengan benar ialah dilaksanakan pada pagi setelah sarapan serta malam menjelang tidur. "Gerakannya merah ke putih, dari gusi ke gigi, serta gerakan memutar. Diperlukan waktu sekitar 3 menit untuk menjangkau seluruh permukaan gigi. Itu teknik yang benar."
Namun, lanjutnya, menyikat gigi dengan benar juga belum cukup. Kita dianjurkan memakai obat kumur setelah menyikat gigi untuk memaksimalkan oral hygiene atau kebersihan rongga mulut.
"Perlu diketahui, gigi hanya 25% dari seluruh bagian mulut. Masih ada bagian lain seperti lidah, langit-langit mulut, dinding pipi bagian dalam yang juga harus dijaga kebersihannya karena kuman dari bagian-bagian itu juga bisa menempel di gigi, merusak, hingga menyebabkan masalah seperti gigi berlubang, bau mulut, dan gusi berdarah. Penggunaan obat kumur dianjurkan karena bisa menjangkau seluruh rongga mulut," kata perempuan yang juga Head of Professional Marketing of Listerine itu. Ia menjelaskan berkumur 30 detik dengan obat kumur akan membunuh seluruh kuman dalam mulut. "Ketika obat kumur digunakan, 99,9% mikroorganisme dalam mulut mati, ibarat menghabiskan satu generasi kuman. Seiring dengan produksi air liur, kuman akan muncul dan berkembang lagi. Karena itu, dianjurkan obat kumur digunakan setelah menyikat gigi dua kali sehari karena efek perlindungan obat kumur sekitar 12 jam."
Sejak anak-anak
Gigi berlubang, sambung Sri, dipicu kuman gigi yang mengeluarkan zat yang bersifat racun bagi gigi. Racun itu membuat email (lapisan terluar gigi) yang seharusnya sangat keras menjadi rapuh hingga mudah berlubang. Kuman gigi bisa berkembang biak karena adanya sisa makanan yang menempel di gigi. Karena itu, membersihkan sisa-sisa makanan di gigi serta membunuh kuman menjadi kunci pencegahan gigi berlubang. Hal itu bisa dilakukan dengan menyikat gigi dan memakai obat kumur. Di negara maju seperti di Jepang, menjaga kebersihan gigi dan mulut, termasuk penggunaan obat kumur setelah menyikat gigi, sudah diajarkan pada anak-anak sejak usia dini. Waktunya ketika mereka sudah bisa diajari untuk berkumur.
"Anak-anak setingkat PAUD di sana diajari bagaimana menyikat gigi dan memakai obat kumur dengan benar memakai varian rasa yang ringan. Karena mereka sangat mengutamakan pencegahan gigi berlubang." Ketika gigi sudah berlubang, lanjut Sri, problem turunannya banyak. Di antaranya timbul sakit gigi yang kerap kambuh hingga gigi terpaksa dicabut. "Ketika satu saja gigi dicabut, gigi-gigi di kanan kirinya, juga yang di atas atau bawahnya, lambat laun akan bergerak karena ada ruang kosong. Struktur geligi pun lama kelamaan akan rusak dan akan memicu berbagai problem lain."
Menurut Sri, peran obat kumur dalam mencegah gigi berlubang tidak hanya untuk membunuh kuman. Tetapi juga membantu remineralisasi gigi (pemulihan lapisan email yang rapuh), terutama obat kumur yang mengandung fluoride, mineral penting penyusun email gigi.
"Umumnya, pada bulan puasa pemakaian obat kumur meningkat. Alasannya untuk mengatasi bau mulut. Padahal, fungsi obat kumur bukan hanya sebagai penyegar, melainkan untuk menyempurnakan oral hygiene. Karena itu, penggunaannya seharusnya menjadi bagian dari keseharian kita," imbaunya. (Nik/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved