Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Kolaborasi Musik

*/M-4
16/9/2017 00:01
Kolaborasi Musik
(MI/Sumaryanto Bronto)

MUSIK sudah menjadi wadah untuk perdamaian.

Tidak ada lagi dikotomi antara muslim dan nasrani.

Semuanya membaur jadi satu dalam perdamaian.

Musik bagi orang Maluku ialah napas. Tak mengherankan jika banyak talenta bermusik yang dimiliki musisi asal Maluku.

Salah satunya Bing Leiwakabessy.

Meskipun ia memasuki usia 94 tahun, semangat maestro hawaiian ini tidak berkurang dalam mengembangkan musik itu di bumi Maluku.

"Musik hawaiian Ambon punya ciri khas, yaitu pada irama lautan teduh," papar pria yang akrab disapa opa Bing.

Kehadiran musik hawaiian di Ambon tak lepas dari Perang Dunia II dan Amerika Serikat.

Pengaruh budaya kolonialisme dan musik Barat yang kuat membuat generasi muda di sana sangat terpengaruh pada era 1930-1940-an.

Namun, hawaiian Ambon berbeda karena ada unsur tifa, ukulele, dan alat musik tradisional lain khas Ambon.

Opa Bing berkenalan dengan musik hawaiian sejak usia 12 tahun.

Sejak itu ia tidak pernah pindah hati dan berupaya mengembangkannya ke masyarakat lokal, nasional, dan internasional.

Keberadaan musik hawaiian Ambon yang lebih dikenal dengan istilah musik pulau atau musik laut merupakan sebuah jati diri.

Sayangnya di kalangan generasi muda, musik ini jarang diminati. Anak muda lebih memilih membentuk grup vokal.

"Ada yang menyanyi di kegiatan keagamaan, berkesenian di komunitas, dan bernyanyi hanya pada ajang-ajang lomba," papar Opa Bing.

Momentum Hari Musik Nasional, 9 Maret lalu, dimanfaatkan Opa Bing untuk berkolaborasi dengan gitaris band Slank, Ridho Hafieds.

Kolaborasi itu disaksikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.

Tidak hanya di atas panggung, mereka juga membuat album yang akan segera diluncurkan.

"Sepuluh lagu instrumen blues dan hawaiian. Kita aransemen lagu-ragu rakyat Maluku," papar Ridho yang lahir di Ambon.

Bahkan, rencananya album kedua akan diproduseri Glenn Fredly.

Lewat sosok Bing, Glenn berharap Ambon layak menjadi City of Music pilihan UNESCO, pada 2019.

Tidak hanya Ambon, Palu dan Nusa Tenggara juga punya potensi musik blues dan musik lainnya yang sangat besar.

Label City of Music ini, lanjut Glenn, juga digunakan untuk pelestarian alam dan lingkungan hidup hingga sejarah.

Deklarasi Ambon sebagai Kota Musik sudah dilakukan pada 2011.

Namun, baru diajukan 2019, agar ada waktu Ambon berbenah.

Saat ini di dunia ada 10 kota musik, salah satunya Liverpool, Inggris.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya