Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Pelaksanaan Haji Tahun Ini Lancar

Siswantini Suryandari
01/9/2017 17:39
Pelaksanaan Haji Tahun Ini Lancar
(AP Photo/Khalil Hamra)

PELAKSANAAN ibadah haji 1438 Hijriah berlangsung tertib, aman, dan lancar. Terutama jemaah haji Indonesia yang jumlahnya terbanyak di dunia mampu memberikan contoh menjalankan prosesi haji mulai dari wukuf sampai lempar jumrah dengan tertib dan lancar.

Pelaksanaan wukuf dilakukan pada Kamis (31/8) waktu setempat. Hampir tiga juta jemaah berkumpul di Padang Arafah sejak selepas magrib hingga dini hari, untuk melaksanakan wukuf dengan berzikir, beristigfar, dan bermuasabah. Jemaah haji Indonesia yang menempati 70 maktab di Arafah melaksanakan wukuf bersama jemaah haji dari berbagai negara mulai pukul 11.00 waktu Arab Saudi hingga selepas magrib pukul 19.00.

Menteri Agama selaku Amirul Hajj, Lukman Hakim Saifuddin, berpesan agar para jemaah haji juga mendoakan masyarakat dan bangsa Indonesia agar maju, tetap rukun, dan sejahtera.

"Doakan saudara-saudara kita di Tanah Air, juga bangsa kita menjadi bangsa yang maju, rakyatnya rukun dan sejahtera," ujar Amirul Hajj dalam pidato sambutan wukuf yang diamini para jemaah.

Setelah magrib, jemaah mulai bergerak ke Muzdalifah untuk mencari kerikil yang dipakai untuk melempar jumrah. Untuk menuju Muzdalifah, jemaah sesuai kloternya sudah antre dengan tertib di depan pagar depan tenda, menunggu bus datang. Pagar tidak dibuka apabila bus belum tiba.

"Ketentuannya bus tidak boleh berhenti terlalu lama. Dan jemaah baru boleh keluar dari pagar maktab kalau bus sudah tiba. Ini untuk kenyamanan dan keselamatan jemaah," kata Muhamad, jemaah asal Jember, memaparkan hasil sosialisasi yang dilakukan ketua rombongannya.

Selepas magrib secara bergelombang jemaah sudah menuju Muzdalifah, yang jaraknya 4 kilometer dari Arafah. Jemaah Indonesia saat tiba di Muzdalifah mendapatkan batu kerikil yang sudah dikemas dalam kantong plastik. Satu kantong plastik berisi 100 batu kerikil.

Kemudian tidak berlama-lama di Muzdalifah, jemaah bergerak ke Mina. Deretan tenda-tenda dari Mina Jadid hingga Mina telah dipenuhi oleh jemaah. Di pintu-pintu pagar maktab diberi lampu merah hijau seperti lampu lalu lintas. Lampu-lampu itu untuk mengontrol waktu lempar jumrah. Larangan waktu lempar jumrah pada 10 Dzulhijjah, pada pukul 06.00-10.30, 11 Dzulhijjah pukul 14.00-18.00, dan 12 Dzulhijjah pukul 10.30-14.00.

"Saya ingatkan harus dipatuhi saat lempar jumrah. Pembagian jadwal sudah diberikan sejak jauh hari," tegas Lukman.

Hingga tadi, jemaah Indonesia masih tepat waktu melaksanakan lempar jumrah.

Pada bagian lain, keramaian Idul Adha terlihat di mana-mana. Kemacetan terjadi di hampir seluruh ruas jalan Mekah. Jasa kursi roda pun marak dijumpai di sudut-sudut jalan. Apalagi, jalur ke terowongan Mina berderet penyedia layanan jasa mendorong kursi roda.

"Untuk sekali antar lempar jumrah harganya SAR100. Itu cuma mengantar saja. Kalau pulangnya juga SAR100. Jadi pulang pergi SAR200. Itu cuma jaraknya dari pemondokan ke Jamarat sekitar 1 km," ujar seorang penyedia jasa kursi roda di kawasan Amir Faath.

Demikian juga untuk jasa taksi, harganya tidak menggunakan argo. Harga Idul Adha sebutannya. Benny, jemaah haji Indonesia, mengaku naik taksi dari Masjidil Haram menuju Jamarat dikenai tarif SAR500 atau sekitar Rp3 juta.

"Padahal biasanya SAR50. Saya batal naik taksi, dan pilih jalan kaki walaupun rasanya cukup capek," ujarnya.

Meski demikian, jemaah haji mendapat jamuan makanan dan minuman gratis yang dibagikan di pinggir-pinggir jalan, sebagai tanda kebahagiaan warga Mekah menyambut Lebaran Haji. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya