Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
AKTIVIS masyarakat adat, Abdon Nababan, mendapatkan penghargaan internasional bergengsi, Ramon Magsaysay Award (RMA). Nama mantan Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) itu resmi disebutkan ketika RMA Foundation mengumumkan penerima RMA 2017 untuk kategori community leadership di Manila, Filipina, kemarin (Kamis, 27/7).
"Ia (Abdon) menyuarakan hak-hak dari masyarakat adat, aksi-aksinya mampu memengaruhi jutaan masyarakat adat di Indonesia," ujar panitia RMA 2017 dalam keterangan resmi mereka.
Atas penghargaan itu, Abdon mengatakan sangat senang dan bangga. "Saya tidak tahu siapa pengusul nama saya dan bagaimana proses seleksi RMA ini. Namun, saya sangat senang dan bangga," ujar pria berusia 53 tahun itu melalui keterangan resmi AMAN.
Abdon menjabat sebagai Sekjen AMAN pada dua periode, yaitu 2007-2012 dan 2012-2017. Kini Abdon duduk di Dewan AMAN Nasional 2017-2022 mewakili Region Sumatra.
Dalam periode kepemimpinannya, AMAN telah berkontribusi positif terhadap perjuangan hak-hak masyarakat adat di negara ini, antara lain terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi No 35/PUU-X/2012 tentang Hutan Adat. AMAN pun aktif mendorong dan memfasilitasi Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat. RUU itu masuk Prolegnas DPR RI 2017.
Masih di periode kepemimpinannya, AMAN memastikan pencantuman enam poin terkait dengan masyarakat adat dalam Nawa Cita Presiden Joko Widodo.
Pencapain lain yang juga signifikan ialah penyerahan Surat Keputusan Pengakuan Hutan Adat kepada sembilan masyarakat adat oleh Presiden di Istana Negara pada akhir Desember 2016.
Penghargaan RMA diberikan setiap tahun bagi perorangan dan organisasi Asia atas pencapaian unggul mereka di sejumlah bidang. Selain Abdon, penerima RMA tahun ini, antara lain Tony Tay, 70. Ia menerima penghargaan tersebut atas perannya dalam mengatasi penderitaan orang-orang miskin di Singapura.
Ada juga Yoshiaki Ishizawa, 79, tokoh asal Jepang yang berjasa dalam penyelamatan situs bersejarah Angkor Wat di Kamboja. Lalu, Gethsie Shanmugam, 83, konselor psikologis Tamil, yang berjasa dalam pemulihan psikologis korban kekerasan dan bencana di Sri Lanka.(Arv/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved