Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH akan menyelenggarakan imunisasi campak dan rubela untuk memutus penularan virus tersebut secara cepat kepada manusia. Imunisasi diberikan secara gratis sehingga masyarakat diminta memanfaatkannya secara optimal.
Dirjen Pencegahan dan Pe-ngendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohamad Subuh mengatakan imunisasi measles rubella (MR) diberikan kepada anak usia sembilan bulan sampai kurang dari 15 tahun. Pelaksanaan imunisasi berlangsung Agustus-September mendatang tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
Pada Agustus, imunisasi MR diberikan untuk anak usia SD, SMP, dan sederajat. Pada September, imunisasi diberikan untuk bayi dan anak yang belum bersekolah dan anak usia sekolah yang tidak bersekolah. “Imunisasi dilakukan di posyandu, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya,” katanya, rABU (19/7). Campak dan rubela merupakan penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan virus dan hanya bisa berkembang di tubuh manusia. Campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare, radang paru pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, bahkan kematian.
Adapun rubela biasanya berupa penyakit ringan pada anak. Namun, bila menular pada ibu hamil di tiga bulan pertama kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau bayi yang dilahirkan akan cacat. Kecacatan tersebut dikenal sebagai sindroma rubela kongenital yang meliputi kelainan pada jantung, mata, ketulian, dan keterlambatan perkembangan. Imunisasi MR masuk ke jadwal imunisasi rutin segera setelah masa kampanye berakhir. Untuk tahap pertama, enam provinsi yang meliputi 119 kabupaten/kota dan 3.579 puskesmas akan melaksanakan imunisasi kepada 34.964.384 anak usia sembilan bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun.
Untuk menyukseskan kampanye itu, Kemenkes telah menyediakan sebanyak 4.777.150 vial vaksin MR beserta alat suntik dan logistik pendukungnya. Selain itu, ada buku petunjuk teknis pelaksanaan serta materi komunikasi informasi dan edukasi (KIE) sebagai media sosialisasi kepada masyarakat.
Lawan wabah
Di sisi lain, dalam melawan ancaman wabah penyakit global, Indonesia dan Amerika Serikat memperkuat kerja sama melalui kemitraan strategis mengatasi ancaman pandemi baru (EPT)-2. “Kami evaluasi persoalan penyakit menular yang emerging atau tidak dalam EPT-2,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Sigit Priohutomo. Menurutnya, EPT-2 digarap Indonesia-Amerika Serikat lewat Kemenko PMK dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Kemitraan juga melibatkan banyak badan dari organisasi internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kemitraan lewat EPT-2, kemarin, mendiskusikan prioritas dan kegiatan untuk periode 2017-September 2018. Selain itu, ditinjau pula mengenai fokus strategi dan kegiatan yang akan dicapai pada 30 September 2019 atau di akhir program EPT-2. (Ant/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved