Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Diaspora Siap Bantu Pemerintah

Fario Untung
01/7/2017 11:41
Diaspora Siap Bantu Pemerintah
(Ketua Dewan Kehormatan Indonesia Diaspora Network Global (IDNG) Dino Patti Djalal---MI/Adam Dwi)

KONGRES ke-4 Diaspora Indonesia yang dihelat di Jakarta, hari ini, akan menyoroti anak bangsa yang belum banyak diketahui publik.

Menurut Ketua Dewan Kehormatan Indonesia Diaspora Network Global (IDNG) Dino Patti Djalal, jika berbicara warga negara Indonesia di luar negeri, banyak orang hanya tahu soal tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi pahlawan devisa bagi bangsa ini karena bisa memberikan US$10 miliar setiap tahun.

"Namun, banyak orang juga lupa jika TKI itu hanya 25% atau 2 juta dari komunitas diaspora di seluruh dunia. Sisanya, 75% atau 8 juta, diaspora banyak sekali profil yang sangat berprestasi, seperti memiliki hak paten, inovator, profesor, pengacara, profesional, dan bankir. Sosok-sosok seperti itulah yang kami ingin tampilkan di konvensi nanti," kata Dino kepada Media Indonesia, Kamis (22/6).

Profil diaspora Indonesia, lanjut Dino, berbeda dengan diaspora Tiongkok dan India. Diaspora dari kedua negara tersebut banyak <>bilionaire atau upperclass. "Kekuatan utama diaspora Indonesia itu di kreativitas. Sebut saja sosok pencipta karakter Mi nions bernama Pierre Coffin, penemu jaringan 4G di Jepang, yakni Khoirul Anwar, dan Wona Sumantri di AS yang berhasil menjadikan pencak silat sebagai mata pelajaran di sekolah dan universitas di Washington DC."

Wona Sumantri, salah seorang pembicara dalam Kongres ke-4 Diaspora Indonesia, menyatakan kegiatan tersebut bisa menjadi jalan untuk membawa dan mempraktikkan ilmu yang didapat di luar negeri untuk mengembangkan Indonesia.

"Kalau saya kan mengajarkan pencak silat. Itu salah satu cara saya mempromosikan kebudayaan Indonesia," ujar Wona.

Kongres Diaspora Indonesia merupakan ajang yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh IDNG. Jaringan ini dibentuk saat Kongres ke-1 Diaspora Indonesia di Los Angeles, AS, pada 2012.

Ketika itu, diaspora Indonesia mengeluarkan sebuah deklarasi, yakni mereka berjanji menjadi komunitas aktif yang merepresentasikan kekuatan dan kemajuan untuk meningkatkan sinergi mereka dengan pemerintah.

Fifi Manan, salah seorang diaspora, menilai kongres ini menjadi kesempatan baik untuk memperkenalkan diaspora kepada masyarakat. Selain itu, diaspora dan pemerintah diharapkan meningkatkan sinergi.

"Jadi, kami akan ada sesi roundtable discussion dengan Kementerian Perdagangan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Kami akan membicarakan apa yang kami harapkan dan apa yang bisa pemerintah berikan," ungkap Fifi.

Sebelumnya, menurut Fifi, komunikasi dengan pemerintah sudah berjalan hanya tidak berlangsung intens. Dia berharap diaspora dan pemerintah dapat mempertimbangkan beragam peluang bisnis.

"Kami kebanyakan membicarakan soal ekspor. Itu usulan teman-teman diaspora lain. Selain bisnis, ada pula pembicaraan terkait kontribusi diaspora untuk pembangunan Indonesia, kerukunan antarumat beragama, dan postur ekonomi 2017," tandas Fifi.

Presiden Nusantara Foundation, Shamsi Ali, salah seorang pembicara di kongres, berharap lewat kegiatan ini pemerintah memperhitungkan potensi diaspora untuk bangsa dan negara.(Hym/Ric/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik