Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Peneliti Muda Indonesia Raih Penghargaan Internasional

Syarief Oebaidillah
22/5/2017 18:39
Peneliti Muda Indonesia Raih Penghargaan Internasional
(Ist)

SEBANYAK 1.778 hasil karya penelitian siswa sekolah menengah atas dari 78 negara telah dipamerkan dan dinilai dewan juri di ajang olimpiade penelitian tingkat internasional Intel-International Science and Engineering Fair (ISEF), Los Angeles Convention Center, California, Amerika Serikat, pada 14-19 Mei lalu.

Delegasi Indonesia Intel-ISEF menampilkan delapan karya penelitian dari siswa SMA yang telah diseleksi melalui kompetisi tingkat nasional Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2016.

Pada 12 Mei 2017, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy telah melepas secara resmi delegasi Intel-ISEF 2017 di Kemendikbud Jakarta sebelum bertolak ke AS.

Adapun peraih penghargaan even tersebut ialah Bagus Putu Satria Suarima dan Made Radikia Prasanta dari SMA Negeri Bali Mandara, Bali. Keduanya menerima penghargaan utama 'Third Place from American Meteorological Society' dengan karya penelitian 'Smart Digital Psychrometer for Forecasting Local Weather'.

Mereka merupakan peraih medali emas OPSI 2016 yang digelar Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud. Karya penelitian mereka berupa psychrometer, alat untuk meprediksi cuaca dengan radus 10 kilometer.

Sementara penghargaan khusus juga diraih Azizah Dewi Suryaningsih dari SMA Negeri 1 Yogyakarta dengan judul penelitian 'Bamboo Forest as a Natural Levee of Pyroclastic Flows in Merapi Volcano'. Ia menerima penghargaan dari The American Geosciences Institute.

Berikutnya, Latifah Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras Boyolali, Jawa Tengah, meraih penghargaan atas karya penelitiannya di bidang 'Social and Behavioral Science' yang berjudul 'Neglected Children; Case Study of Public Attitudes Toward Children with HIV AIDS in Surakarta'.

Intel-ISEF merupakan lomba penelitian terbesar di dunia yang diselenggarakan Society For Science and The Public di tiga kota yang berbeda setiap tahunnya, yakni Los Angeles, Phoenix, dan Pitsburg.

Prof Dr Tineke Mandang, dari Institut Pertanian Bogor yang ikut mendampingi para peserta Indonesia, mengatakan, nuansa kompetisi tidak terlihat selama even kecuali semangat berbagi informasi karya penelitian sekaligus
menciptakan jaringan baru di antara para peneliti muda dari berbagai negara.

"Kami menyiapkan penelitian mengenai apa yang dibutuhkan dunia, bukan semata untuk mencari kemenangan," ujar Made Radikia, ketika tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/5).

Berpartisipasi dalam even Intel-ISEF bagi anak-anak muda Indonesia merupakan pembelajaran berharga bahwa mereka juga termasuk warga dunia yang berhak maju. Hakikatnya semua manusia sama, dan keadaan seseorang sangat dipengaruhi kualitas usahanya.

"Even ini menjadi wahana membuka cakrawala lebih luas, pertukaran gagasan pengembangan sains dan teknologi sekaligus pemahaman bahwa dari penelitian perlu mendapat perhatian," kata Dr Wahyu Srigutomo, dari ITB yang juga mendampingi tim Indonesia.

Sementara itu, Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud, Suharlan, yang turut menyambut kedatangan peserta di Bandara Soekarno Hatta, menyampaikan apresiasinya bahwa prestasi yang diraih putra putri terbaik Indonesia ini menunjukkan Indonesia diperhitungkan negara-negara internasional.

"Ïni prestasi luar biasa para pelajar kita semoga menjadi pemacu prestasi lebih baik dan mendorong pelajar lainnya juga ikut semangat berprestasi," kata Suharlan. (RO/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya