Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERPUSTAKAAN Nasional (Perpusnas) tepat 17 Mei 2017 memasuki usia ke-37 tahun.
Peringatan hari ulang tahun (HUT) Perpusnas bertepatan dengan Hari Buku Nasional. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan literasi di Tanah Air. Hal itu terbukti dengan upaya Presiden Joko Widodo yang mengundang 35 pejuang literasi dari berbagai wilayah Indonesia pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei lalu.
Pada pertemuan tersebut ada yang menjadi perhatian bersama, yakni selain tingkat literasi di Indonesia yang rendah, ada fakta tentang minimnya ketersediaan buku atau bahan bacaan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia.
Masalah geografis, teknologi, maupun sosialekonomi sering kali menjadi alasan mengapa literasi di Indonesia sangat rendah. Terkait dengan hal itu, menurut Kepala Perpusnas RI M Syarif Bando, Perpusnas RI telah lama membaca situasi tersebut.
Karena itu, Perpusnas RI sejak 2003 telah melakukan berbagai program guna mendekatkan buku kepada masyarakat, seperti program bantuan mobil perpustakaan keliling, bantuan buku siap layan untuk daerah terpencil, daerah transmigrasi, daerah pesisir, daerah tertinggal, daerah terluar, serta bantuan koleksi juga untuk lembaga pemasyarakatan dan perpustakaan desa atau kelurahan.
Peringatan HUT Perpusnas tahun ini bertemakan Perpustakaan sebagai penggerak perubahan. Tema ini dinilai sesuai dengan esensi saat ini bahwa keberadaan buku pada perpustakaan merupakan penggerak perubahan untuk kemajuan bangsa.
Kepala Perpusnas mengutarakan tema tersebut diambil seiring dengan meluasnya peran dan manfaat perpustakaan yang kini telah menjadi pusat belajar dan kegiatan, tidak lagi hanya sebagai tempat penyimpanan dan peminjaman buku.
“Di seluruh dunia, keberadaan perpustakaan terbukti mampu berperan untuk menyediakan kesempatan luas bagi masyarakat guna mengembangkan diri, keluar dari belenggu kemiskinan, kebodohan, dan ketidaksetaraan.
Perpustakaan telah menjadi penggerak perubahan,” ucap Syarif Bando kepada wartawan di Kantor Perpusnas RI Jakarta, pada Senin (15/5). Turut mendampingi Deputi Bidang Pengembangan Ofy Sofiana dan Sekretaris Utama Perpusnas Dedi Junaedi.
Sebagai penggerak perubahan, jelasnya, perpustakaan juga memiliki potensi menggerakkan ekonomi masyarakat. Caranya, gedung perpustakaan dijadikan area berbagi pengetahuan dalam mengembangkan
keterampilan maupun bisnis bagi masyarakat.
“Jika pertumbuhan ekonomi meningkat, maka kesejahteraan masyarakat akan berangsur meningkat,” tukasnya. Ia menjelaskan, perubahan dari tidak baik menjadi baik, dari negara terbelakang menjadi berkembang, atau dari negara berkembang menjadi negara maju cenderung didorong adanya perpustakaan yang mendukung. “Nah, di belakangnya negara ini terdapat perpustakaan.
Jadi negara maju dan berkembang terdapat perpustakaan yang mendorong perubahan itu. Sebaliknya, di negara terbelakang tidak ada perpustakaan,” cetusnya.
Paradigma
Terkait dengan perubahan, lanjutnya, paradigma Perpusnas pun telah berubah. Pertama, perpustakan tidak lagi sekadar deretan buku dan katalog di rak, tetapi penyusunannya dikerjakan secara profesional.
Paradigma kedua,
melakukan digitalisasi terhadap banyak buku dan proaktif mendekatkan diri dengan masyarakat di mana pun berada. “Jadi, prinsipnya perpustakaan mendatangi dan menjangkau masyarakat di daerah pelosok dan terpencil dengan mobil perpustakaan dan kapal perpustakaan, dan lain-lain,” ungkapnya.
Paradigma ketiga, Perpusnas ikut merumuskan regulasi dan berjuang sehingga perpustakaan tidak lagi sekadar menjadi pelengkap. Karena itu, perpustakaan di daerah berstatus dinas. “Sekarang perpustakaan naik status bukan lagi badan, namun menjadi dinas. Terdapat 96%, atau sekitar 486 kabupaten dan kota yang telah berstatus dinas, sedangkan untuk provinsi 100% menjadi dinas,” paparnya.
Peringatan HUT ke-37 Perpusnas akan digelar selama sepekan. Acara yang berlangsung di Perpusnas tersebut dimeriahkan dengan pameran yang diikuti kementerian dan lembaga, kedutaan besar, dan perusahaan swasta.
Selain itu, diluncurkan website tokoh perfilman nasional yang menghadirkan aktris senior Rima Melati dan sutradara senior Imam Tantowi. Selain itu, ada bedah buku karya Bung Karno berjudul Di Bawah Bendera Revolusi dan bedah buku karya Bung Hatta, juga digelar diskusi perfilman nasional. (S1-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved