Belajar Kompleksitas Berumah Tangga di Usia Muda dari Film Dua Hati Biru

SUKSES dengan film dua Garis Biru, kisah Bima (Angga Yunanda) dan Dara (Aisha Nurra Datau) kembali diangkat dalam layar lebar lewat film Dua Hati Biru. Film Dua Hati Biru diharapkan bisa mengikuti kesuksesan Dua Garis Biru yang telah ditonton sekitar 2,5 juta penonton di bioskop.

Film Dua Hati Biru masih melanjutkan perjalanan hidup Bima dan Dara. Namun, konflik yang diusung tidak lagi pada kehamilan pada anak usia sekolah (17 tahun), melainkan pada kompleksitas membina rumah tangga pada usia muda.

Cerita berawal dari kepulangan Dara dari Korea usai menyelesaikan studi dan bekerja di negeri K-pop tersebut selama empat tahun. Dara kembali berkumpul dengan Bima dan anak mereka, Adam (Farrell Rafisqy), yang sudah beranjak besar.

Baca juga : Film Dua Hati Biru akan Tayang di Bioskop Mulai 17 April 

Berkumpulnya kembali Dara dalam satu rumah bersama Bima dan Adam ternyata memunculkan banyak konflik. Seperti persoalan ekonomi, tidak baiknya komunikasi, hingga perbedaan pandangan dalam hal pengasuhan, mendidik Adam, baik Bima, Dara, ataupun orang tua Bima dan Dara.

"Aku yang engga bisa jadi kepala keluarga. Aku yang ngga bisa memimpin kamu.  Kamu sudah terlalu jauh buat aku," kata Bima kepada Dara.

Walau menampilkan banyak konflik rumah tangga antara Bima dan Dara, film ini juga masih banyak dibumbui adegan-adegan romantis di antaranya keduanya. Tampilnya Keanu dalam film ini mampu membuat film Dua Hati Biru menjadi lebih berwarna karena menampilkan adegan-adegan yang menghibur.

Baca juga : Keanu Angelo Berimprovisasi untuk Film Dua Hati Biru

Topik Berat

"Topik (dalam film ini) berat sebenarnya ini karena berkaitan dengan ekonomi keluarga, mengelola rumah tangga. Aku belajar banyak lewat film ini," terang Angga Yunanda dalam acara nonton bareng di CGV Mal Pakuwon Jogja, Sabtu (20/4) sore.

Angga mengaku, dirinya banyak belajar dari film ini, terutama dalam memahami betapa kompleksnya persoalan rumah tangga. Salah satu pembelajaran yang menurutnya penting adakah lelaki tidak boleh mengedepankan ego sendiri sebagai kepala rumah tangga.

"Aku belajar banyak agar bisa mengendalikan ego dan cara berkomunikasi yang baik dengan pasangan," terang dia.

Baca juga : Angga Yunanda Merasa Bertumbuh Bersama Karakter Bima

Pesan yang penting dalam film ini, menurut Angga, pentingnya mempersiapkan secara matang sebelum membangun sebuah keluarga. 

"Semua harus sudah clear sebelum menikah, (seperti) siapa yang bekerja, karir, keuangan. Semua (kesepakatan) diselesaikan (pembahasannya) sebelum ke jenjang ke serius," kata dia.

Ketika ditanya penonton tentang lelaki yang menjadi bapak rumah tangga dan istri yang bekerja, Angga berpendapat, semua bergantung pada perekonomian keluarga setelah punya anak. Secara pribadi, Angga mengaku akan dengan senang hati mendukung karir pasangannya.

Baca juga : Proyek Solo Rara Sekar, Hara, Isi Soundtrack Dua Hati Biru

Bagi Aisha Nurra, lewat film tersebut ia mengetahui kompleksitas dalam rumah tangga dan memahami pentingnya komunikasi dalam berumah tangga. Agar bisa mendalami karakter ibu muda yang dimainkannya, ia mengaku banyak ngobrol dengan sutradara ibu-ibu muda yang mengalami Married by Accident (MBA) dan yang bekerja.

"Ternyata penting komunikasi sangat dibutuhkan dalam rumah tangga. Karena mungkin aku belum bisa merasakan yang sebenarnya karena belum berumah tangga," katanya.

Film berdurasi 106 menit ini disutradarai Gina S. Noer bersama Dinna Jasanti. Selain Angga Yunanda,Aisha Nurra Datau, dan Farrell Rafisqy, film ini juga dibintangi Lulu Tobing, Cut Mini Theo, Arswendy Bening, Rachel Amanda, Shakira Jasmin, dan Maisha Kanna. (Z-3)