Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Yohan Handoyo Makcomblang Kuliner Nusantara

Retno Hemawati
26/4/2016 00:00
Yohan Handoyo Makcomblang Kuliner Nusantara
(MI/Adam Dwi)

AHLI wine atau disebut sommelier, Yohan Handoyo, 42, selama 1,5 tahun belakangan mulai tertarik untuk menjadi mak comblang antara wine dan kuliner Nusantara.

Perjalanannya dari jatuh cinta pada wine hingga memutuskan untuk fokus di dunia minuman itu dibantu orang-orang yang tepat dan adanya kesempatan.

"Itu terinspirasi pada 2010 atau 2011, ketika saya di Hong Kong dan disuguhi kuliner Asia yang di-pairing (dipadukan) dengan wine. Ternyata rasanya menjadi sangat luar biasa. Saya jadi 'kejang-kejang' karena makanan itu menjadi jauh lebih enak," katanya kepada Media Indonesia, dua pekan lalu.

Dia yang telah bertahun-tahun bergelut dalam industri wine kemudian terinspirasi untuk melakukan hal sama pada masakan Indonesia.

Ia bersyukur bisa berjumpa dengan pakar kuliner William Wongso, 69, yang bergelut dengan komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI).

Yohan menilai William Wongso berhasil membawa kuliner Nusantara ke tingkat yang lebih baik.

Sementara itu, ia punya keinginan wine mampu membantu mengangkat masakan Nusantara ke level yang lebih tinggi.

"Apa pun yang kita makan dan minum, aspek regionalitas itu penting. Kita ke Tegal, makan satai kambing jodohnya dengan teh poci. Kalau di Jawa Timur, makan bandeng, jodohnya sama minuman legen. Jadi, kenapa tidak berusaha pairing wine dengan masakan lokal?"

Selain itu, dia juga beranggapan orang Indonesia tidak akan bisa setiap hari menikmati wine dengan rupa-rupa pasta atau steak.

"Karena kita selalu ingin melihat makanan yang menjadi eating habbits disajikan di meja makan lebih sering dan saya melihat potensi itu," kata pemilik Decanter ini.

Akhirnya, dia sukses menjodohkan wine produksi Bali, Sababay, dengan beberapa masakan, contohnya moscato d'bali dengan masakan pedas dan buah segar, kemudian white velvet dengan makanan yang digoreng, seperti tahu, pink blossom dengan satai lilit dan gado-gado, serta tidak ketinggalan reserve red dengan bebek betutu.


Wisatawan

Dia juga sangat ingin koki di Indonesia mau tergerak, seperti Rahung Nasution yang mau memperkenalkan pinadar, salah satu makanan khas suku Sumatra Utara, atau koki Miliana yang mendalami makanan khas suku Dayak.

"Saya lihat pemerintah kita sekarang ingin menggalakkan pariwisata dengan berbagai cara seperti memudahkan visa, menambah fasilitas listrik di destinasi tujuan, dan membenahi infrastruktur. Tapi kontennya apa? Konten yang belum tergarap dengan baik," katanya bersemangat.

Menurutnya, konten perlu dikemas dengan menarik karena pemerintah ingin mengundang minat wisatawan asing untuk datang.

"Kemudian kami melihat wine ini bisa jadi salah satu bahan yang bisa menunjang. Saat ini, wine Sababay sudah ada di 18 kota dan kami rajin setiap ke luar Jakarta selalu menggali makanan yang menarik dan coba kami angkat."

Yohan tertantang dan hanya ingin tahu, bukan membuktikan, apakah di masa mendatang anggur yang ditanam di Indonesia bisa menghasilkan wine yang berkualitas sangat baik.

Dia juga ingin wine lokal bisa diekspor dan bisa mendapatkan medali-medali yang membanggakan di ajang perlombaan wine tingkat internasional.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya