Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bono U2 Prihatin Kehidupan Pengungsi

Richaldo Y Harianja
14/4/2016 00:20
Bono U2 Prihatin Kehidupan Pengungsi
(AP)

MUSIKUS sekaligus aktivis kemanusiaan, Paul David Hewson, 55, menyatakan keprihatinannya terhadap kehidupan pengungsi dari negara-negara konflik seperti Suriah.

Hal itu dikemukakan olehnya dalam sebuah diskusi terkait dengan Timur Tengah dan krisis pengungsi yang diterbitkan dalam sebuah artikel di The New York Times, Selasa (12/4).

Dalam artikel tersebut, vokalis band rock U2 yang lebih dikenal dengan nama Bono ini juga mengajak kepada negara-negara besar di Barat untuk ikut serta dalam mengatasi permasalahan global itu.
Keprihatinannya muncul setelah ia kembali dari kunjungan ke Timur Tengah dan Afrika Timur sebagai aktivis. Di sana, ia mengaku melihat kehidupan pengungsi yang sangat memprihatinkan, jauh dari kata sejahtera.

Realita yang ia temukan ialah banyak pengungsi yang tidak tinggal di kamp pengungsian, tapi hidup bersama masyarakat di negara-negara ‘tuan rumah’ mereka.

Ia juga menekankan banyak pengungsi yang mengalami pengusiran kedua dari negara tempat mereka mengungsi tersebut. “Dan ketika orang-orang terusir dari rumah mereka akibat kekerasan, kemiskinan, dan ketidakstabilan, mereka membawa diri mereka sendiri beserta keputusasaan mereka ke tempat lain. Tempat lain bisa berarti di mana saja,” ucap Bono dalam artikel tersebut.

Selain itu, tambahnya, dunia harus memperhatikan negara-negara yang sedang dilanda konflik karena berpotensi menimbulkan pengungsian besar-besaran. Pandang­an terhadap pengungsi yang sering kali dianggap beban pun merupakan aspek penting yang menurutnya harus diubah.

Suami Ali Hewson ini kemudian berharap Amerika dan negara-negara besar lainnya dapat bertindak lebih pintar, cepat, dan tanggap untuk mengatasi krisis kemanusiaan itu, serta mencegah terjadinya hal serupa.


Kirim komedian

Dia optimistis permasalahan pengungsi di kawasan Timur Tengah itu juga bisa diselesaikan dengan tawa. “Saya rasa ini bisa dilakukan. Ini seperti Anda berbicara mengenai kekerasan dalam bahasa mereka. Namun, justru jika kita menertawai mereka, itu dapat melemahkan kekuatan mereka,” ucap ayah empat anak ini.

Untuk itu, seperti dilansir Theguardian.com, Bono tidak ragu untuk menyebutkan nama komedian, seperti Amy Schumer dan Chris Rock agar dikirim oleh pemerintah Amerika Serikat ke Timur Tengah. Dia juga meminta agar para dewan subkomite yang menyaksikan pidatonya tidak tertawa.

“Bantuan pada 2016 bukan lagi dalam bentuk amal, melainkan keamanan nasional. Jadi, saya pikir ini akan menjadi satu benteng pertahanan terhadap para penganut paham kekerasan seperti itu,” tambah Bono.

Dalam kesempatan tersebut, Bono kemudian meminta agar para dewan menganggap serius ucapannya.

Tanggapan positif tersebut datang dari senator Jeanne Shaheen dari New Hampshire. “Kami sudah sering menerima saran dalam menghadapi terorisme, dan saya rasa yang satu ini yang kita butuhkan,” ungkap lelaki yang menguasai tiga bahasa, Inggris, Italia, dan Spanyol, itu. (Adam Prireza/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya