Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
RUMI Siddarta dan Tampan Destawan, merupakan sosok di balik terbentuknya sebuah komunitas bernama Lemari Buku-Buku. Tampan Destawan atau biasa dipanggil Desta menyatakan bahwa Lemari Buku-Buku merupakan komunitas kolaborasi antara para ilustrator dan masyarakat. Hal ini bermaksud bahwa komunitas ini mengumpulkan buku anak-anak untuk disalurkan ke sekolah atau taman baca kanak-kanak di seluruh Indonesia yang membutuhkan. Beranggotakan lebih dari 200 orang, komunitas Lemari Buku-Buku ini pun sudah berada di dalam lingkup tujuh kota di Indonesia.
"Saya dan Desta ini, kita tuh seneng ketemu dengan orang baru gitu dan kita seneng berkenalan dengan cara yang random. Jadi, kita pernah lagi di Jakarta, lagi main ke Jakarta terus tiba-tiba ngapain yuk, kita ke car free day Jakarta kita gambarin orang random di sana. Jadi, awalnya tuh emang kita senang mencari teman," ungkap Rummi Sidarta.
Kedua orang ini pun memang sudah bersahabat terlebih dahulu dan memiliki kegemaran yang sama, yaitu berkenalan dengan orang baru. "Jadi, waktu itu ada yang butuh buku dari seorang teman, seorang teman itu nelpon saya untuk bertanya ada buku anak-anak atau tidak. Jadi, ternyata dia itu punya teman lagi yang seorang guru di Magelang. Dari situ kita coba ngumpulin buku," ungkap Desta mengenai awal mula komunitas mereka terbentuk.
Rummi pun menambahkan bahwa sekolah di Magelang itu sebenarnya memiliki perpustakaan, tetapi tidak memiliki buku yang cukup untuk mengisi perpustakaan tersebut. Dari hal ini pun mereka kemudian merasa perlu sesuatu hal yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Rummi pun berdiskusi dengan Desta mengenai hal yang sebelumnya mereka lakukan di car free day dan mencoba untuk membuat sebuah inisiasi untuk mengajak orang mendonasikan buku dengan imbalan ilustrasi yang dibuat Rummi dan Desta. Hasil yang didapatkan pun rupanya sangat banyak mencapai tiga dus buku dan Desta pun langsung pergi untuk mengantarkan donasi buku tersebut ke SD Growong, Magelang.
Sebelumnya, Lemari Buku-Buku memiliki nama Satu Buku Satu Gambar. Namun, rupanya orang-orang yang mendonasikan bukunya malah salah kaprah dan mempertanyakan jika mereka menyumbang lebih dari satu buku, gambar ilustrasi yang dibuatkan pun lebih dari satu. Akhirnya, tercetuslah ide dari Desta untuk mengganti nama tersebut menjadi Lemari Buku-Buku.
"Sebenarnya tidak ada maksud apa-apa tentang nama itu, cuma waktu itu terpintas aja sesuatu yang jadi tempat untuk menaruh buku-buku ini. Jadi, kayak tempat sementara menampung buku-buku ini, ya sudah Lemari Buku-Buku," ungkap Desta yang saat ini berdomisili di Jakarta.
Dalam komunitas Lemari Buku-Buku ini, tidak hanya seseorang yang bisa menggambar ilustrasi saja yang boleh menjadi anggotanya. Orang-orang yang ingin bergabung diperbolehkan saja walaupun mereka tidak bisa menggambar, asalkan memiliki passion yang sama dalam hal ini, yaitu memberikan bantuan berupa buku-buku yang dibagikan ke sekolah dan taman baca di seluruh Indonesia.
Lemari Buku-Buku pun pernah menyelenggarakan dua festival yang dilaksanakan di Jakarta. Festival pertama dilakukan pada awal 2016 yang bertujuan menggaet lebih banyak ilustrator dan hasilnya pun mereka mendapatkan 200 ilustrator dan 200 donatur pada hari itu. Festival kedua dilaksanakan awal 2018 yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional dengan tujuan memberikan donasi untuk membangun sebuah ruangan kelas di SDN Kawona, Sumba Barat Daya, dan menghasilkan Rp21 juta yang didonasikan untuk mereka.
"Saya dan Desta tuh sebenernya punya cita-cita yang hampir mirip, entah itu kita ingin membentuk sekolah atau perpustakaan. Tapi kita ingin membangun suatu tempat untuk orang bisa dateng, orang bisa baca, orang bisa nonton, orang bisa belajar gitu, tanpa harus ada beban. Maksudnya, kita open untuk semua orang yang ingin belajar," ungkap Rummi yang saat ini berdomisili di Bandung.
Desta pun menambahkan bahwa dengan gerakan kecil yang mereka buat, semoga bisa menularkan di pulau atau daerah-daerah lain sehingga anak-anak yang saat ini tidak punya akses terhadap buku-buku bermutu juga bisa mendapatkan buku yang layak untuk mereka baca. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved