Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEPASANG suami-istri yang pulang ke Indonesia dari Austalia dan membuat sebuah gerakan yang sangat unik, yaitu mengumpulkan makanan dari pesta pernikahan dan mengolahnya menjadi sesuatu yang baru dan membagikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Mereka ialah Astrid Paramita dan Herman Ardyanto. Mereka merupakan sosok dari terbentuknya Food Cycle, merupakan pengolahan makanan berlebih dari pesta pernikahan dan mengolahnya menjadi makanan baru.
"Gerakan Food Cycle itu pertamanya karena konsep blessing to share dulu, jadi nama food cycle sendiri akhirnya kita diminta memberi nama akhirnya kita kasih namanya Food Cycle. Ide awalnya itu, kita bassicly waktu saya masih di Australia dulu saya punya hobi berkebun, sebenarnya masih sampai sekarang juga sih. Nah, ada suatu panggilan dalam hati dan mungkin banyak juga yang merasakan ingin contribute balik ke masyarakat atau society. Ide saya sih waktu itu recycle atau kita ngasih nama waktu itu up cycling dari sampah menjadi tanaman pot," ungkap Astrid.
Lalu teman dari Astrid pun memberikan sebuah video mengumpulkan makanan dari pernikahan di negara India. Hal ini pun lalu dilihat Herman dan menginspirasi baginya. Dalam video itu diperlihatkan bagaimana makanan berlimpah yang terlalu banyak dibagikan ke tempat-tempat umum. Sejak melihat video itu pun ia merasa bahwa hal ini bisa dilakukan di Indonesia dan mulai menghubungi saudara dan teman-temannya untuk membantu membuat gerakan ini.
"Jadi, makanan yang kita kumpulkan ini merupakan makanan yang berlebih gitu lo, bukannya sisa. Kalau sisa tuh kayaknya bener-bener yang udah di piring-piring gitu lalu dibagiin, bukan kita actually tidak terima yang itu kita pasti tolak. Yang diambil itu bener-bener makanan yang masih bersih, kita bilangnya tidak tersentuh. Jadi, makanan yang kita terima malam-malam itu kita bekukan dan kita pakai through of the week aja gitu," ungkap Astrid.
Herman pun mengungkapkan bahwa mereka dikejutkan kenyataan bahwa Indonesia merupakan pembuang makanan kedua terbesar di dunia. Padahal, 19 juta masyarakat Indonesia masih di bawah garis kelaparan. Dua angka inilah yang membuat Hendra dan Astrid berpikir bahwa ini tidak masuk akal karena di satu sisi ada yang membuang makanan dan di sisi lain ada yang membutuhkan makanan.
"Saat ini kami bekerja sama dengan empat yayasan di Indonesia yang mempunyai tempat penyimpanan untuk menyimpan makanan ini. Jadi, ada yayasan Food Bank of Indonesia, Yayasan KDM di Pondok Gede, Yayasan Sahabat Anak, dan Yayasan Berbagi Nasi. Kami punya tempat penyimpanan juga di daerah Jakarta Timur, jadi pada hari H, ya tinggal di-koordinir saja siapa yang dapat gitu," ungkap Herman.
Saat ini sudah terkumpul 3,6 ton makanan yang sudah berhasil dikumpulkan dan dibagikan Food Cycle. Lingkup yang disasari Food Cycle pun masih dalam kawasan Jabodetabek dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya di kota-kota lain. Astrid pun berharap bisa menginspirasi anak-anak muda dan orang lain untuk menyalurkan mimpi dan menjalani apa pun yang mereka inginkan. Hendra pun menambahkan bahwa masyarakat harus berpikir terlebih dahulu sebelum makan agar tidak ada lagi makanan yang terbuang sia-sia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved