Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BAGI aktris Hannah Al Rasyid, 32, makan di warung pinggir jalan tidak hanya mengenyangkan. Momen itu juga jadi kesempatan menambah teman baru.
"Pernah aku makan mi dua mangkuk di warung. Dari sana aku bisa kenal orang baru sampai tahu rahasia yang dia punya. Dia cerita semua. Ha...ha... ha...," tuturnya saat berkunjung bersama para pemain film Aruna dan Lidahnya di Kantor Media Group, Jakarta, Rabu (11/7).
Menurut Hannah, kebiasaan merumpi di warung makan merupakan keunikan orang Indonesia yang tidak ditemui di negara lain. Makan dan mengobrol menjadi tak terpisahkan dan menjadi nilai lebih dari sebuah aktivitas makan bersama.
"Orang pada kumpul di warung dan mengobrol itu semua menjadi hal yang biasa di Indonesia dan di sini sudah jadi budaya semua orang melakukan itu. Misalnya ke warteg, burjo, warkop," imbuhnya.
Menurut Hannah yang berperan sebagai Nad dalam film Aruna dan Lidahnya itu, pengalamannya tersebut sejalan dengan film yang dimainkannya. Dalam film itu terungkap banyak rahasia dan cerita cinta, konspirasi, politik, dan banyak hal lain yang terungkap di tempat-tempat makan.
Namun, dalam berlakon di film itu, Hannah sedikit mengalami kesulitan saat harus mencicipi berbagai makanan. "Soalnya lidahku agak bule. Jadi, agak susah untuk mencicipi makanan seperti yang berbahan santan dan manis, misalnya. Lidahku lebih suka asin," ungkapnya.
Perempuan berdarah Prancis dan Bugis itu menuturkan pengalamannya saat berada di Yogyakarta. Berat badannya turun hingga 12 kilogram karena enggan makan makanan bercita rasa manis.
"Waktu di Yogya, semua makanan manis. Aku susah makannya sampai turun berat badan, tapi waktu syuting di Surabaya ternyata tidak semua makanan manis. Ada rawon, sop buntut, nasi cumi, soto lamongan, enak."
Sisi berbeda
Hannah menambahkan, saat ditawari untuk beradu akting dengan Dian Satrowardoyo di film Aruna dan Lidahnya, dirinya sempat tidak percaya. "Karena memang jarang banget ada yang ajak buat peran drama ringan. Biasanya action, thriller, horor," ungkapnya.
Setelah mencoba mendalami karakternya sebagai Nad, perempuan yang juga berdarah Melayu ini mendapati peran tersebut tidak jauh beda dengan kesehariannya yang doyan makan dan mudah berbaur.
"Aku juga ingin buktiin kalau ternyata bisa main film drama. Jujur, film ini yang paling buat deg-degan karena mau lihat hasil dan respons publik. Semoga berhasil dan orang bisa melihat sisi berbeda aku sebagai aktris," jelasnya.
Menurutnya, banyak pengalaman seru dalam syuting film itu. Salah satunya melihat proses terciptanya masakan sebagai karya seni di dapur.
"Rasanya menarik sekali masuk ke dapur orang, melihat mereka membuat masakannya. Karena itu seni," imbuhnya.
Dia pun sangat menikmati perannya di film tersebut. Terlebih, menurutnya, film itu memiliki alur cerita yang alami, tidak kaku, dan bertema persahabatan.
(H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved