Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Komunitas teater lokal, Jakarta Performing Arts Community (JPAC), akan menampilkan pertunjukan teater musikal Dreamgirls di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada 25-27 Mei 2018. Pertunjukan dalam bahasa Inggris ini menyajikan musik, tarian dan akting ala Broadway.
Director Dreamgirls, Hans De Waal, mengatakan ini persembahan untuk pecinta musik teater dengan 8 produksi. Oleh karena itu, ambisinya menjadikan setiap produksi lebih bagus daripada tahun sebelumnya.
"Kami memiliki resensi resmi. Pertunjukan ini terbuka untuk umum, siapa saja bisa datang. Musik teater yang dihadirkan pada level produksi yang sangat profesional," sebutnya.
Ia menargetkan cukup banyak orang berminat menonton musikal. Beberapa banyak pengaruh dan orang akan menikmati teater musikal ini. Kata Hans, pada saat mereka baru memulainya 2011, mereka disambut antusias sekitar ratusan penonton.
"Tahun lalu, satu produksi menjual 2.000 tiket lebih. Jadi kenaikannya cukup banyak. Apalagi kita akan gelar di Graha Bhakti Budaya, sekitar 5 kali pertunjukan, satu pertunjukan ada sekitar 800 seat. Dengan 5 pertunjukan, akan ada 4.000 seat nantinya," lanjutnya.
Pihaknya memang berharap sekitar 70%-80% tiket terjual dari total tiket yang tersedia. Meski demikian, ia sangat optimistis karena dibantu sponsor dalam hal marketing.
Hak perempuan
Dreamgirls diangkat dari drama musikal Broadway Amerika Serikat pada era 1970-an dan 1980-an tentang 3 penyanyi mengejar mimpi masing-masing dan segala perjuangan. Cerita yang diadaptasi dari kisah nyata di era 1960-an ini juga pernah difilmkan pada 2006 dan dibintangi Beyonce Knowles, Jennifer Hudson, serta Anika Noni Rose sebagai personel Dreamettes.
Salah seorang narasumber, aktivis feminis yang hadir acara press conference di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/4), Tunggal Prawesti, mengatakan Dreamgirls menjadi salah satu cerita feminisme, tokoh-tokohnya berusaha mendobrak standar gender yang ada pada masa itu. Perempuan masih dianggap sebelah mata dan tidak mampu bersaing.
"Kisah yang diadaptasi dari kejadian nyata di industri hiburan Amerika Serikat era 1960-an ini merupakan bukti perjuangan para perempuan kulit hitam dalam menghadapi berbagai diskriminasi pada saat itu," jelasnya.
Ia menyebutkan, di tengah kesulitan menembus industri hiburan Amerika yang didominasi pria dan superioritas kulit putih, Dreamgirls tidak tunduk pada apa yang menjadi keinginan pasar.
"Kalau di Amerika saja saat ini masih kencang isu diskriminasi rasial terutama pada perempuan, kita bisa bayangkan bagaimana perjuangan Dreamgirls. Tetapi mereka membawa karakter sendiri menembus persaingan ketat industri musik," paparnya.
Menurutnya, maraknya kasus pelecehan seksual di industri hiburan Amerika memiliki relevansi yang kuat dengan alur cerita dalam kisah Dreamgirls. Pasalnya, meskipun berbagai diskriminasi dirasakan, para perempuan di Dreamgirls mampu melawan dan membuktikan talenta di industri hiburan Amerika dengan menjadi diri sendiri.
"Dengan banyaknya isu terkait masalah ini, banyaknya kompetisi dan isu kekerasan seksual di dunia hiburan. Apalagi kekerasan begitu sering menimpa perempuan dan akses rendah seperti kesehatan dan pendidikan. Namun, sejauh ini mulai ada perbaikan, kebijakan lebih melindungi perempuan," terangnya.
"Semoga mereka (penonton) mendapatkan inspirasi dari pertunjukan ini. Nah, inspirasi itu sebenarnya yang mungkin pasti didapat oleh orang yang menonton," lanjutnya.
Namun, seberapa besar pengaruhnya terhadap gerakan perempuan, pasti menyumbang sedikit sumbangsihnya.
"Yang perlu diketahui juga, lagi-lagi ini bukan kerja sendirian, tetapi ini kerja bareng-bareng. Jadi setiap apa pun upaya yang menaikkan isu atau kesadaran soal hak-hak perempuan, diskriminasi. Ini tentu saja sangat dihargai," pungkasnya.
Optimistis
Sutradara film, Lucky Kuswandi, mengaku pertunjukan teater musikal akan disambut baik masyarakat. Ia berkaca pada 2.000 tiket yang terjual untuk menonton musikal West Side Story tahun lalu.
"Its big deal karena musikal masih sangat segmented jadi very posity dan something," katanya.
Apalagi, Dreamgilrs sebuah cerita yang universal. Meskipun sangat spesifik terjadi di sebuah era yang tidak familier, semua isu yang dibicarakan merupakan hal-hal yang realitable.
"Aku rasa, jika itu pun bentuknya musikal atau film. Selama yang disampaikan hal-hal yang bisa dicerna, aku yakin itu akan ada penontonnya," tegasnya.
Pertunjukan musikal Dreamgirls ini akan dibawakan young talented dan local talent dengan durasi 120 menit. Bagi Anda yang ingin melihat penampilan atraktif musikal Dreamgirls, miliki tiket pertunjukan melalui website www.jakartapac.com, dengan enam kategori tiket dari harga Rp100 ribu hingga Rp550 ribu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved