Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PIANIS Ananda Sukarlan yang akhir-akhir ini lebih senang disebut dengan atribut piahok akan memperdanakan karyanya berjudul No More Moonlight Over Jakarta April nanti di Korea. Karya tersebut ditulis Ananda atas permintaan 32 Bright Clouds, organisasi yang dibuat di Amerika untuk merayakan 250 tahunnya komposer Ludwig van Beethoven. Dia pun mendedikasikan sebuah karya untuk untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Sepanjang hidupnya, Beethoven menuliskan 32 piano sonata. Sonata yang paling terkenal adalah Moonlight Sonata. 32 Bright Clouds meminta pada 32 komponis dunia untuk mengambil referensi dari tiap sonata Beethoven kemudian membuat karya baru dari situ. Jadi ambil temanya dan bikin karya baru berdasarkan bahasa indivisual dari tiap komponis," kata Ananda saat berkunjung ke Media Indonesia, pekan lalu.
Dia kemudian terpikir mengaitkan dengan konteks Jakarta dan membuat karya berjudul No More Moonlight Over Jakarta. Baginya, Jakarta telah kehilangan moonlight atau yang diartikan olehnya sebagai Tjahaja Purnama. Meski karya itu adalah 'pesanan' 32 Bright Clouds, Ananda kemudian tertarik untuk memenuhi keingintahuan penggemarnya di Indonesia. "Karya baru ini mengambil tema dan lagu utuh karya AT Mahmud, Ambilkan Bulan, Bu. Tetapi, kemudian diberi judul Ambilkan Bulan, Bu, Untuk Menerangi Jakarta. Metode penciptaannya sama, yaitu mendistorsi karya aslinya untuk melambangkan Jakarta yang diacak-acak," katanya.
Bedanya dengan No More Moonlight yang berakhir dengan nada optimistis, 'bulan' berakhir dengan disonan dan kehancuran total. "Sebulan setelah saya menulis No More Moonlight, keadaan sudah berubah, saya melihat sudah tidak ada lagi harapan. Jakarta memang hancur, kacau, dan dalam istilah musik, 'disonan'," kata Ananda. Karya itu akan diperdanakan Senin, 5 Maret 2018 bersamaan dengan karya-karya Ananda lain yang mencerminkan keberagaman. Judul konser ini ialah Differences Unite atau Menyatukan perbedaan. Dalam programnya antara lain ada Rapsodia Nusantara No 15 yang ditulis untuk tangan kiri saja, untuk pianis difabel yang hanya memiliki 1 tangan. Juga ada Rapsodia yang lain, menggambarkan keberagaman budaya Indonesia. Selain pertunjukan, akan ada pameran lukisan yang digelar di ballroom Hotel JS Luwansa Kuningan, Jakarta. Uniknya, lukisan-lukisan tersebut dibuat para pelukis dengan disabilitas mental dari Yayasan Art Brut Indonesia. Ananda merupakan salah satu pendirinya, juga sebagai penderita sindrom asperger yang merupakan spektrum autisme.
Influencer Greenpeace
Selain konser, Ananda yang mengaku tidak suka bepergian itu telah diminta oleh Greenpeace untuk menjadi salah satu influencer. "Saya dipilih berdasarkan lagu dari Papua yang akan diperdanakan April saat kedatangan kapal yang dibeli Greenpeace, Rainbow Warrior tiba di Indonesia," katanya. Kapal sepanjang 40 meter itu merupakan kapal ex-trawler yang awalnya digunakan untuk menghalangi perburuan paus oleh kapal Islandia. Ananda akan turut berlayar dari Bali menuju Jakarta. Dia juga menyebutkan pada saat itu akan ada penggalangan dana untuk reservasi hutan di Papua. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved