Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KOMPOSISI konsultan ibadah haji perempuan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020 akan ditambah. Tahun 2019 ini ada 25 konsultan ibadah haji di daerah kerja Mekkah, dan konsultan ibadah perempuan hanya satu. Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan menyampaikan hal itu seusai berdiskusi dengan petugas sektor tujuh di Misfalah dan sektor dua di Syisyah di Mekkah, (25/8).
"Kuota jemaah haji Indonesia mencapai 231 ribu, kebanyakan kaum ibu. Maka, perlu menambah konsultan ibadah perempuan," kata M Nur Kholis Setiawan.
Menurut dia, proporsi konsultan ibadah haji perempuan akan disesuikan dengan kebutuhan di lapangan.
Keberadaan konsultan perempuan penting, kata dia, karena seringkali proses konsultasi tidak hanya dengan pendekatan teori fiqih semata. Banyak hal yang tidak terungkap jika proses konsultasi dengan kaum Adam. Terutama, yang terkait dengan masalah kewanitaan.
"Ada perempuan yang perlu bimbingan untuk menbedakan darah haid dan penyakit atau istihadlah misalnya, ini akan lebih nyaman jika proses konsultasi dilakukan dengan konsultan perempuan. Jadi, sangat penting keberadaan konsultan ibadah dari perempuan," katanya lagi.
Sekjen menyatakan, bahwa memperkuat konsultan ibadah, sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Dimana, pada tahun 2020, pemerintah berkomitmen untuk lebih meningkatkan kualitas fasilitasi layanan bimbingan ibadah untuk jemaah.
"Saya kira layanan pendukung, baik akomodasi, transportasi, katering maupun perlindungan dan kesehatan sudah sangat memadai. Ke depan, kualitas ibadah akan lebih difokuskan," tegasnya.
Selain konsultan ibadah haji perempuan, lanjut M Nur Kholis, keberadaan petugas pembimbingan ibadah lansia juga akan menjadi perhatian untuk perbaikan ke depan. Berdasarkan data Sistem Infornasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, komposisi sekitar 214 ribu jemaah haji Indonesia reguler, terdiri dari 56% jemaah perempuan, dan 44% jemaah laki-laki.
"Dari jumlah itu, sebanyak 73,5 ribu berusia 51-60 tahun. Bahkan, 62,8 ribu usianya di atas 61 tahun," katanya.
baca juga: 2020, Pemerintah Pertahankan Zonasi Haji
Dari sisi pendidikan, sebanyak 70,2 ribu lulusan SD. Sementara sebanyak 24,9 ribu lulusan SMP. Jumlah jemaah yang lulus SLTA sebanyak 51,5 ribu, diploma sebanyak 12,3 ribu, sarjana sebanyak 45,2 ribu, pascasarjana (S2) sebanyak 7 ribu S2, dan 400 ribu lulusan S3. Ada 1,2 ribu yang tidak masuk semua kategori.
"98,6% jemaah tahun ini belum berhaji, dan hanya 1,4% yang sudah berhaji," jelasnya lagi. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved