Jemaah Diimbau Hemat Tenaga di Mekah

JEMAAH haji diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menghemat tenaga karena cuaca di Mekah sangat panas. Apalagi, puncak haji sudah semakin dekat.

"Saat ini cuaca di Mekah cukup panas. Kami berharap jemaah dapat bijak mengatur aktivitas di luar ruangan. Kurangi atau bahkan jangan lakukan aktivitas-aktivitas yang dapat terkena paparan sinar matahari langsung," tegas Kepala Daerah Kerja Mekah, Subhan Cholid, kemarin.

Jemaah haji, lanjutnya, sebaiknya fokus menyiapkan stamina agar dapat melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah.

Subhan juga mengingatkan jemaah untuk mencukupi kebutuhan istirahat serta nutrisi jelang puncak haji.

"Hemat tenaganya. Sementara jangan lakukan umrah sunah berulang, ziarah, dan sebagainya. Jaga pola istirahat dan makan. Ingat bahwa haji itu kuncinya ialah wukuf di Arafah, dan ini memerlukan stamina yang baik," tegasnya lagi.

Subhan mengatakan bahwa penetapan waktu wukuf akan dilakukan pemerintah Arab Saudi melalui sidang isbat hari ini.

Sebelumnya, seorang jemaah haji Indonesia berusia sekitar 60 tahun kemarin dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan langsung dilarikan dengan ambulans KKHI ke Rumah Sakit Arab Saudi An Nur. Jemaah tersebut datang dalam kondisi apnea atau gagal napas setelah mendaki Jabal Rahmah di Mekah.

Penanggung jawab medis KKHI dr Meity Ardiana menyampaikan bahwa jemaah berusia lanjut tersebut diduga kelelahan dan dehidrasi.

"Kondisinya apnea (gagal napas). Napasnya tersengal. Langsung dibawa ke RS Arab Saudi. Listrik jantungnya masih terdeteksi, tetapi nadinya tidak ada. Pasien tidak tertolong, meninggal di RS Arab Saudi An Nur," kata Meity.

Ziarah di Jabal Rahmah bukan bagian dari prosesi ibadah haji. Suhu saat jemaah haji tersebutditemukan tidak sadarkan diri sekitar 40 derajat Celsius.

"Pasien kelelahan. Cuaca di sini berbeda dengan di Indonesia, panasnya sangat terik," tambah Meity.

Hingga kemarin siang waktu Arab Saudi, jemaah haji Indonesia yang wafat di Madinah atau Mekah mencapai 43 orang. Mereka kebanyakan ialah jemaah berusia lanjut yang mengalami dehidrasi sehingga memicu penyakit bawaan. (X-11)