Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

24/6/2019 21:25

Merangkai Bambu Menjadi Perahu Penangkap Ikan

DI bawah mentari yang tepat berada di atas ubun-ubun, Muhammad Yani, 44, warga Kampung Rawakalong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, asyik merangkai bilah-bilah bambu di pesisir Pantai Rawakalong ditemani suara deburan ombak.

Yani merupakan nelayan sekaligus pembuat perahu pagang. Pagang merupakan jenis perahu penangkap ikan yang terbuat dari bambu. Untuk menguatkan konstruksinya, bambu-bambu yang didesain mirip rumah itu, diikat dengan tambang. Pagang biasanya digunakan mencari ikan di tengah laut. Sebagai penambatnya, digunakan juga drum dan jangkar agar tak terbawa ombak.

"Sudah hampir selesai perahunya," kata Yani membuka pembicaraan.

Saat ditemui, Yani sedang menggergaji bilah-bilah bambu yang sudah direkatkan menggunakan tali tambang untuk memperkuat. Sesekali ia menyeka peluhnya sambil membetulkan topi untuk menghalau terik matahari.

"Bahan dasar perahu pagang ini memang harus dari bambu," tuturnya.

Namun bambu yang digunakan harus yang sudah tua supaya lebih kuat bertahap di air. Rata-rata usia teknis perahu pagang berbahan bambu tua bisa bertahan hampir 3 tahun.

"Kalau bambu yang muda juga bisa. Tapi saya sarankan jangan menggunakan bambu muda karena hanya bisa bertahan 6 bulan," ungkap Yani.

Yani menggeluti pembuatan perahu pagang sudah hampir 15 tahun. Tapi ia membuat perahu itu untuk digunakan sendiri. "Saya jarang menjual. Paling bikin untuk dipakai sendiri," ucapnya.

Desain perahu pagang dibuat senyaman mungkin. Desain interiornya dibikin seperti di dalam rumah karena mencari ikan di laut kadang harus memakan waktu berhari-hari.

"Ada ruangan untuk tidur, salat, dan lainnya," kata dia.

Perahu yang sedang dibuatnya sekarang berukuran sekitar 12 meter persegi. Yani membutuhkan hampir 12 ribu bilah bambu. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar 10 hari dengan melibatkan 6 orang pekerja. Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp30 juta. "Ini tinggal beberapa hari juga selesai," pungkasnya.

Jumlah nelayan di Kabupaten Sukabumi mencapai sekitar 9.800 orang. Mayoritas merupakan nelayan tradisional yang mencari ikan menggunakan kapal berkapasitas di bawah 5 GT. Sedangkan nelayan yang biasa menggunakan perahu berkapasitas mesin di atas 10 GT jumlahnya sekitar 3.000-an.

"Kebanyakan nelayan di Sukabumi itu masih tradisional. Mereka mencari ikan hanya beberapa mil dari bibir pantai. Tak sampai ke tengah lautan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir.

Produksi hasil tangkapan ikan para nelayan di Kabupaten Sukabumi rata-rata mencapai 9 ribu hingga 10 ribu ton. Saat produksi paceklik, tak sedikit nelayan berpindah mencari lokasi lain di luar daerah atau biasa disebut andon.

"Produksi ikan laut dari Sukabumi masih seputar cakalang, layur, tongkol. Masih seperti itu," pungkasnya. (X-15)

Baca Juga